Ngeri! Film Dokumenter A Holy Betrayal Tayang Setiap Jumat di Netflix Menuai Banyak Kontroversi

SUMEKS.CO – Netflix kembali merilis sebuah serial dokumenter, In the Name of God: A Holy Betrayal, yang tayang pada 3 Maret 2023 lalu.

Penayangan film baru ini menjadi sorotan dan trending sehingga menempatkannya pada peringkat ke-6 dari Top 10 TV Show di Netflix Indonesia, pada Senin, 6 Maret 2023

Diangkat dari kisah nyata, film ini menuai banyak kontroversi bahkan sempat tidak mendapat izin  tayang di Netflix dan akan digugat ke pengadilan Korea Selatan lantaran beberapa pendapat mengenai isi yang sensitif.

Serial ini berisi delapan episode yang tayang setiap hari Jumat di Netflix A Holy Betrayal, hanya menampilkan 10 persen dari cerita aslinya, dengan keempat pemimpin yang semuanya mengaku sebagai penyelamat umat manusia.

Film yang dinilai banyak menyelami kisah mengerikan seorang pemimpin yang mengaku nabi dengan mengangkat kisah tentang sekte sesat di Korea Selatan dan diungkap melalui korban yang selamat.

Di Korea pada tahun 1970-an, dimana ekonomi masyarakat terbilang tidak stabil, banyak masyarakat yang tidak menganut agama sehingga mudah terpengaruh sekte.

Terlihat dari poster film, A Holy Betrayal tertera 4 pemimpin Yaitu Jeong Myeong Seok dari Christian Gospel Mission atau dikenal sebagai Jesus Morning Star; Park Soon Ja dari Gereja Odaeyang; Kim Ki Soon dari Baby Garden; dan Lee Jae Rock dari Manmin Central Church.

Mereka melakukan aksi kejahatan seperti kekerasan, pelecehan seksual, penganiayaan dan pemerasan dengan mengatasnamakan agama dan dari kisah ini di kemas lebih menarik karena beberapa korban memberikan cerita dari sisi mereka.

Film ini menceritakan tentang empat orang yang diketahui keempatnya menganut sekte kepercayaan sesat yang salah satunya menganut aliran Providence yang didirikan oleh Jung Myungseok.

Jung Myungseok sempat terjerat kasus pemerkosaan dan masuk penjara pada tahun 2009 lalu.

Kepercayaan lainnya datang dari sekte gereja Dami Mission pada tahun 1992 silam yang menyebabkan jemaahnya berhenti bekerja, sekolah, mengaborsi kandungan, hingga meninggal.

Sosok Park Soon Ja juga sempat menghebohkan masyarakat Korea Selatan karena dia merupakan seorang perempuan berusia 48 tahun dilaporkan menghilang.

Perempuan tersebut menghilang seiring polisi setempat menyelidiki dugaan penipuan senilai 8,7 juta dollar atau saat ini setara lebih dari Rp133,2 juta dari sekira 220 orang yang terlibat di dalam sekte kepercayaannya.

Bukan hanya itu, hingga pada 29 Agustus 1987 polisi menemukan sekira 32 orang tewas, termasuk Park Soon Ja dan ketiga anaknya di pabrik miliknya.

Dokumenter tersebut juga membongkar fakta mencengangkan lainnya dari keempat sekte yang dianggap mengisahkan sisi gelap dari sejarah Korea Selatan.

Di balik kisah kontroversialnya, para pemeran serial  In the Name of God: A Holy Betrayal mendapat banyak pujian dari para penonton Netflix yang menganggap berhasil bermain peran.

Meskipun ada pro kontra dalam penayangan serial documenter  In the Name of God: A Holy Betrayal di Netfix, ada baiknya tetap mengambil pesan moral yang baik dari serial ini.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *