Presiden Vladimir Putin memutuskan memerintahkan petani Rusia ikut wajib militer, Selasa (27/9).
Wajib militer tersebut merupakan bagian dari “mobilisasi parsial” pasukan cadangan Rusia yang diperintahkan Putin kala pasukannya terus mengalami kemunduran di Ukraina.
“Saya ingin menyampaikan kepada pemimpin regional dan pemimpin bisnis agrikultur. Sebagai bagian dari mobilisasi parsial, pekerja agrikultur juga akan dipanggil. Keluarga mereka harus mendukung. Saya meminta Anda untuk benar-benar memerhatikan isu ini,” kata Putin dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat yang disiarkan di televisi, dikutip dari Reuters.
Namun, langkah Putin ini dinilai dapat membahayakan rantai pasokan pangan dan musim panen pada 2023 mendatang.
Rusia sendiri merupakan pengekspor gandum terbesar di dunia. Musim gugur merupakan musim yang sibuk bagi petani, mengingat mereka harus menabur gandum musim dingin untuk panen tahun depan
Petani juga harus memanen kacang kedelai dan biji bunga matahari.
Di sisi lain, Rusia berhadapan dengan perang di Ukraina yang tak kunjung usai.
Putin memutuskan menerapkan kebijakan mobilisasi parsial yang bertujuan merekrut 300 ribu warga laki-laki Rusia ke dalam wajib militer.
Namun, banyak masyarakat Rusia yang menolak mobilisasi karena tak ingin berperang. Beberapa dari mereka memutuskan berdemo di jalanan kota-kota Rusia, sementara yang lain berbondong-bondong kabur ke negara lain.
Fenomena ini berlangsung kala pasukan Rusia di Ukraina mengalami kemunduran hingga menyerah kalah di beberapa titik di negara eks Uni Soviet itu. Hal itu membuat Putin kemudian memutuskan menerapkan mobilisasi parsial.
Selain mobilisasi parsial, Moskow juga ngebet menggelar referendum gabung Rusia di empat wilayah Ukraina yang tengah mereka duduki.