JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Jakarta Pusat melakukan berbagai upaya untuk mengatasi banjir pada musim hujan akhir tahun.
Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma mengatakan, antisipasi tersebut berupa gerebek lumpur, menyiapkan pompa air di daerah rawan banjir, membuat kolam olakan, dan membuat drainase vertikal.
“Dari sisi insfrastruktur, kami sudah menyiapkan beberapa pompa-pompa air di area-area yang berpotensi terjadinya genangan, seperti genangan di Jalan Bungur Raya,” kata Dhany di Pintu Air Kali Cideng, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2022).
Kemudian, Dhany memberikan contoh, jajarannya juga telah membangun kolam olakan dan drainase vertikal di beberapa titik di Jakarta Pusat yang rawan genangan.
“Begitu pula di Jalan Karet H Abdul Jalil yang merupakan langganan timbulnya genangan. Dengan adanya sembilan drainase vertikal di area Masjid Al-I’tisham, kemudian kami buat kolam olakan di depan Hotel Shangrila, kemudian kami tarik pompanya di sisi Kanal Banjir Barat, itu juga bisa mengatasi persoalan banjir,” ungkap dia.
Dhany mengungkapkan, jajarannya juga saat ini tengah gencar melakukan kegiatan gerebek lumpur di sejumlah kali di Jakarta Pusat.
Menurut dia, gerebek lumpur dilaksanakan sebagai upaya mengantisipasi banjir di wilayah Jakarta Pusat saat memasuki musim penghujan pada akhir tahun.
“Dampak musim hujan biasanya jika tingkat curah hujan tinggi, maka volume air melebihi batas normal, untuk itu yang kami lakukan hari ini adalah bagaimana kami ingin memperluas, memperdalam, memperbesar volume sungai-sungai dan aliran air agar daya tampung menjadi lebih besar,” ucap Dhany
“Ketika daya tampung lebih besar sehingga bisa menyeimbangkan antara curah hujan dan kapasitas saluran sungai yang ada, makanya kami melakukan kegiatan gerebek lumpur,” sambung dia.
Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Pusat Mustajab mengatakan, sebanyak 500 petugas gabungan dikerahkan dalam program gerebek lumpur tersebut.
“Kami kerahkan dari berbagai unit kerja perangkat daerah (UKPD), yaitu ada Sudin SDA, Sudin Bina Marga, unit pekerjaan kebersihan (UPK), Sudin Lingkungan Hidup, dan petugas penanganan prasarana dan sarana umum (PPSU),” kata Mustajab.
Menurut Mustajab, 500 personel itu terbagi dalam beberapa kelompok yang memiliki tugas berbeda, seperti mengeruk lumpur serta membersihkan saluran air.
Mustajab menambahkan, sebanyak lima alat berat dikerahkan dalam kegiatan gerebek lumpur.
“Alat yang kami gunakan ada lima alat berbagai jenis, dua alat ekskavator dan tiga ekskavator amphibi,” kata Mustajab.
Mustajab mengungkapkan, panjang wilayah Kali Cideng yang dikeruk sekitar 490 meter dengan target 7.000 meter kubik lumpur.
“Kedalaman yang kami keruk 1 sampai 1,5 meter, tujuannya untuk menambah tampungan kapasitas air dan termasuk memperlancar aliran yang akan dilakukan pemompaan,” kata Mustajab.