Jakarta, CNN Indonesia — Basis penggemar BTS di Indonesia berhasil menggalang dana lebih dari Rp420 juta yang akan disalurkan untuk korban tragedi Kanjuruhan.
Dana itu terkumpul melalui proyek hasil inisiasi BTS ARMY Project Lombok via laman kitabisa.com. Proyek penggalangan dana ini awalnya hanya dibuka hingga 16 Oktober 2022 dengan target Rp15 juta.
Namun berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com pada Selasa (4/10) siang, bantuan tersebut telah terkumpul lebih Rp420 juta.
Hardyanti selaku inisiator proyek tersebut bercerita kepada CNNIndonesia.com soal skema penyaluran dana yang segera akan dilakukan per hari ini, Selasa (4/10).
“Awalnya kami menargetkan penggalangan dana ini hanya mencapai sebesar Rp15 juta lewat kerja sama dengan basis ARMY di kota-kota lain,” jelas Hardyanti, Selasa (4/10).
Dengan target nominal yang jauh melampaui target, kini jumlah dana yang berhasil dikumpulkan proyek ini mencapai Rp420.390.217, melalui pantauan pukul 14.31 WIB.
Oleh karena itu, Hardyanti dan rekan-rekannya harus bergerak cepat untuk menyalurkan jumlah dana yang sudah diterima.
“Jadi mau enggak mau karena jumlahnya sudah sangat besar, maka kami harus koordinasi cepat sama pihak Korwil ARMY di Malang untuk segera proses penyaluran dananya,” jelas Hardyanti.
“Dari awalnya kami tetapkan tanggal 16 Oktober, kami majukan per hari ini. Pukul 14.00 WIB itu mereka akan mulai gerak turun lapangan untuk mendata korban-korban yang disesuaikan dengan tingkat urgensinya,” imbuhnya.
Target penerima dana, menurut Hardyanti, akan berfokus pada korban-korban yang kehilangan anggota keluarganya. Mereka mengaku sedang melakukan pendataan korban, sehingga bisa ditetapkan masing-masing tingkat urgensinya.
“Rencananya akan kami tetapkan formulasinya untuk itu, semisal untuk tingkatan urgensi pertama, kami tetapkan nominalnya Rp5 juta,” ungkap Hardyanti.
“Sementara untuk korban luka-luka nanti akan mendapatkan Rp3 juta, dan sebagainya,” lengkapnya.
Hardyanti memastikan tak bergerak sendirian. Ia berkoordinasi dengan ARMY di Malang yang akan turun langsung didampingi sejumlah relawan dari Aremania (suporter Arema) serta perwakilan resmi dari klub.
“Untuk menyalurkan dana kepada tiap keluarga yang terdampak, pihak ARMY di Malang akan langsung turun tangan dibantu dengan teman-teman relawan Aremania sama panpel (panitia pelaksana) Arema, tanpa melalui pihak kedua,” lengkap Hardyanti.
“Awalnya kami mau menyalurkan dananya via instansi penggalangan dana, tapi karena kami berhasil mengumpulkan dana lebih besar dari instansi-instansi itu, jadi kami mau gerakkan ini sendiri,” imbuhnya.
Selain itu, Hardyanti juga menegaskan penyaluran dana ini nantinya diatasnamakan ARMY Indonesia, bukanlah menggunakan nama basis proyeknya yang ada di Lombok.
“Penggalangan dana ini akan diatasnamakan ARMY Indonesia, bukan hanya dari base kami saja karena kami juga melibatkan base-base lain di luar Lombok, seperti Malang, Yogyakarta, Surabaya, Sulawesi, dan semuanya di seluruh Indonesia,” cetus Hardyanti.
Hardyanti juga menjelaskan awal mula proyek dari base yang dibentuk sejak Oktober 2021 tersebut.
“Nah awal bikin base ini sebenarnya untuk merayakan hari ulang tahun setiap member BTS ataupun ulang tahun dari BTSnya sendiri,” jelas Hardyanti.
“Tapi, kami biasanya melakukan bersamaan dengan misi-misi kemanusiaan, seperti penanganan isu lingkungan hidup kayak konservasi penyu, makan bersama dengan anak yatim piatu di panti asuhan, atau bikin warung makan gratis untuk ojek online,” lengkapnya.
Sementara itu, proyek penggalangan dana untuk korban Tragedi Kanjuruhan adalah proyek pertama yang dilakukan tanpa ada perayaan ulang tahun member BTS.
“Ini [penggalangan dana korban tragedi Kanjuruhan] merupakan proyek ke-12 dari gerakan kami, yang dilakukan tanpa proyek perayaan ulang tahun member BTS itu,” tukas Hardyanti.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, berlangsung usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya dengan skor akhir 2-3, pada Sabtu (1/10) malam.
Pendukung Arema yang tak terima klubnya kalah masuk ke area lapangan. Namun, polisi menembakkan gas air mata, sehingga penonton akhirnya berlari-larian hingga saling terinjak-injak menuju pintu keluar.
Polri menyatakan korban meninggal dalam peristiwa tragis itu mencapai 125 orang.
Namun, komisioner Kompolnas Albertus Wahyurudhanto mengatakan korban pendukung Arema FC atau Aremania dalam tragedi Kanjuruhan sejauh ini tercatat lebih dari 130 orang. Jumlah itu berdasarkan data dari pihak Aremania yang telah ditemuinya.
“Dari kejadian yang menewaskan sampai lebih dari 130 orang saya dapat data dari Aremania sudah naik jadi 131 tapi data ini menurut keterangan teman-teman Aremania masih simpang siur, ada kemungkinan bisa lebih,” kata Wahyu saat jumpa pers di Malang, Selasa (4/10).