Warga Rusia ramai-ramai menggali silsilah keluarga, mencari kemungkinan darah Yahudi mengalir di dalam tubuh mereka agar dapat kabur ke Israel untuk menghindari wajib militer.
Seorang warga pria Rusia, Ivan Mitrofanov, mengaku bahwa ia pun turut mencari silsilah keluarganya, berupaya keras untuk membuktikan bahwa kakeknya merupakan keturunan Yahudi.
Ia mengaku mulai menggali silsilah keluarganya ini setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan mobilisasi parsial bulan lalu.
Dengan perintah tersebut, Rusia bakal merekrut lebih banyak warga untuk wajib militer. Para peserta wamil kemudian dapat dimobilisasi ke medan perang, termasuk ke Ukraina.
kami benar-benar diinginkan,” ucap Mitrofanov.
Tak hanya pemuda, para orang tua juga mulai sibuk menggali silsilah keluarga agar anak mereka tak masuk wajib militer.
“Mendapatkan paspor Israel merupakan satu-satunya cara agar anak saya tak bertempur di Ukraina,” ujar seorang ibu Rusia yang ditemui AFP di kantor Palang Merah di Moskow.
Para genealogi Rusia juga mengakui bahwa permintaan untuk menggali silsilah keluarga di Negeri Beruang Merah terus meningkat dalam beberapa waktu belakangan.
Seorang ahli silsilah Yahudi di Rusia, Vladimir Paley, bahkan mengatakan bahwa permintaan dari Rusia dan Ukraina naik “10 kali lipat” sejak invasi dimulai.
“Dengan mobilisasi wajib militer, saya mengutamakan membalas telepon dari para ibu yang ingin mengekspatriasi putra mereka,” ujar Paley kepada AFP.
Di tengah fenomena ini, para pejabat di kantor imigrasi Rusia pun mulai kewalahan.
“Sekitar 90 persen klien kami kini datang untuk mencari asal-usul Yahudi mereka,” kata seorang pegawai di kantor pemerintahan kota di barat Moskow, Tatiana Kalazhnikova.
Kalazhnikova sendiri kebingungan melihat fenomena ini. Ia menganggap para pemuda itu tak berjiwa patriot dan bodoh karena Israel merupakan negara dengan sejuta konflik.
“Mereka ingin meninggalkan Rusia untuk pergi ke Israel, di mana perang tak pernah berhenti,” tuturnya.