Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan terbuka mengundang mahasiswa untuk mengawasi penyaluran bansos dan mendampingi masyarakat.
Menurut Ganjar, pendampingan itu akan menjadi proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk melihat praktik baik atau buruk yang ada di lapangan.
“Nanti mahasiswa akan bisa melihat, satu perilaku korupsinya, kedua transparansi yang dilakukan, jangan-jangan menemukan governance yang baik betul, sehingga mereka akan bisa berbagi,” tuturnya, Selasa (27/9/2022).
Kemudian mahasiswa bisa memberikan masukan ide-ide untuk perbaikan atau pelaksanaan yang lebih baik. Bila setuju, ia akan menghubungkan mereka dengan pemerintah daerah.
Menurut Ganjar, aksi protes dan demonstrasi boleh-boleh saja dilakukan untuk menyampaikan aspirasi, asalkan tidak merusak dan saling menyakiti.
Ia bahkan membuka ruang diskusi yang sangat lebar bagi semua kalangan. Baik mereka yang terdampak maupun yang membawa aspirasi masyarakat.
“Demo Anda adalah untuk mengawasi, mengecek bahwa pembagiannya benar. Saya fasilitasi. Demo juga tetapi bentuknya lain,” kata Ganjar.
Dalam acara yang dihadiri oleh berbagai kalangan termasuk mahasiswa dan perwakilan driver ojek online itu, Ganjar memaparkan sejumlah data mengenai dampak kenaikan BBM.
“Kita sampaikan secara terbuka, pengangguran akan naik, kemiskinan punya potensi meningkat, ekonomi ada kemungkinan memang menurun,” katanya.
Baca Juga : Masyarakat Wajib Tahu, Inilah Alasan Pelat Nomor Kendaraan Diganti Jadi Putih, Ternyata..
Mulai dari penurunan PDRB yang diperkirakan sebesar 0,23 persen, perkiraan kenaikan kemiskinan Jateng sebesar 0,399 persen.
Lalu diikuti penurunan konsumsi rumah tangga 0,31 persen, hingga dampak yang terjadi pada belasan ribu nelayan kecil, para petani, dan pelaku transportasi baik online maupun konvensional.
“Ini Polda kan kreatif ya, mengundang seluruh pemangku kepentingan untuk bisa berdialog dan semua uneg-uneg dikeluarkan. Sekarang kita ajak, mau enggak dengan data yang saya berikan ini kawan-kawan bisa terlibat,” jelasnya.
Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi mengatakan, diskusi panel itu dilakukan setelah menggelar forum group discussion (FGD) di 18 daerah se-Jateng.
FGD itu untuk menyikapi dampak dan perkembangan kenaikan BBM. Sebagai wadah diskusi bagi masyarakat, termasuk mahasiswa, komunitas terdampak seperti ojol, organda, kelompok petani, kelompok nelayan, dan sebagainya.
“Diskusi panel ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat untuk bersama mempunyai konsep sense of crisis. Jadi mempunyai solusi, menyiapkan, dan tanggap terhadap kebijakan,” pungkasnya.