Aksi demonstrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Makassar berlangsung ricuh.
Mahasiswa dan warga bergabung memblokade jalan depan kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) Jl Urip Sumohadjo, Kamis (15/9/2022) malam.
Bahkan, pendemo yang telah memblokade dua arus Jalan Urip Sumohadjo yang merupakan jalan Trans Sulsel yang menghubungkan Kota Makassar dengan Kabupaten Maros ini membawa batu.
Baca Juga : BBM Pertalite & Pertamax Bakal Dihapus, Ini Dia Bocorannya
Selain itu, pendemo mempersenjatai diri dengan kayu dan tameng.
Pendemo tidak memperbolehkan kendaraan melintas yang mengakibatkan kemacetan terjadi. Kendaraan milik TNI yang hendak melintas menjadi sasaran lempar pendemo.
Begitu juga mobil polisi lalu lintas (polantas) yang terparkir jauh untuk mengatur kendaraan agar memutar balik menjadi sasaran lempar pendemo.
Pendemo bahkan melakukan sweeping polisi di sekitar lokasi demonstrasi. Wartawan televisi lokal yang sedang mengambil gambar dikira intel hingga dikejar pendemo.
Beruntung, wartawan tersebut berhasil menyelamatkan diri masuk ke RS Ibnu Sina.
Baca Juga : Kejagung Terima Berkas 5 Tersangka Pembunuhan Brigadir Yosua
Hingga pukul 21.00 Wita, blokade jalan masih terjadi. Tidak ada aparat kepolisian terlihat di sekitar lokasi demonstrasi. Warga yang hendak melintas, terpaksa mencari jalan alternatif lainnya.
Hingga pukul 22.30 Wita, sejumlah intel dari kepolisian berupaya mendekati aksi demonstrasi mahasiswa dan warga.
Di sini, polisi berhasil mengamankan seorang pria yang membawa tas diduga berisi senjata.
Namun lagi-lagi, pendemo menyerang polisi berpakaian preman dengan menghujani batu dan melontarkan panah.
Sejumlah polisi terkena batu dan bahkan seorang polisi kehilangan handphone setelah terjatuh saat berlari.
Tidak lama setelah mengamankan seorang pendemo, aksi blokade jalan pun akhirnya berakhir. Warga pun berhasil melintas di jalan Trans Sulsel tersebut yang dipenuhi tumpukan batu dan tanggul-tanggul karung berisi pasir.
“Maunya pendemo, jangan menutup penuh jalan. Silakan demo, tapi jangan rakyat disusahkan. Katanya demo membela rakyat, tapi malah memusuhi rakyat,” kata, Adhi, salah seorang warga Makassar yang terhadang aksi mahasiswa.