Aksi Protes Wanita Iran Imbas dari Kematian Mahsa Amini, Potong Rambut dan Lempar Jilbab ke Dalam Api

KOMPAS.com – Wanita di Iran melakukan protes dengan cara melempar jilbab mereka ke dalam api unggun yang menyala di Kota Sari, pada Selasa (20/9/2022).

Dalam video yang beredar, satu per satu wanita itu menari sambil membawa jilbab mereka kemudian melemparkannya ke kobaran api unggun. Aksi tersebut disaksikan oleh warga yang turut bersorak-sorai.

Dikutip dari CBS News, media pemerintahan Iran melaporkan bahwa aksi demonstrasi itu sudah menyebar ke 15 kota.

Mereka memblokade jalan-jalan, melemparkan batu ke aparat, membakar kendaraan polisi serta tempat sampah, hingga meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah.

Deretan aparat terjun ke jalan untuk membubarkan demonstran yang mencapai 1.000 orang itu.

Menurut BBC, sedikitnya tujuh pengunjuk rasa dilaporkan tewas sejak aksi protes tersebut berkobar.

Lantas, apa yang menyebabkan protes wanita di Iran pecah?

Kematian Mahsa Amini

Masih dilansir dari sumber yang sama, protes besar itu meledak ketika seorang wanita Kurdi dari kota barat laut Saqez, Mahsa Amini (22) dilaporkan meninggal dunia pada Jumat (16/9/2022).

Dia ditangkap saat sedang bersama saudara laki-lakinya di Teheran, Selasa (13/9/2022). Polisi moral menangkap dan menuduhnya telah melanggar hukum yang mewajibkan wanita untuk berjilbab.

Amini dikabarkan jatuh koma tak lama setelah pingsan di pusat penahanan.

Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Nada al-Nashif mengatakan, ada laporan yang menunjukkan bahwa polisi memukul kepala Amini dengan tongkat dan membenturkan kepalanya ke salah satu kendaraan mereka.

Kendati demikian, dilansir dari The New York Post, polisi moral membantah tuduhan tersebut. Mereka mengatakan bahwa Amini meninggal karena serangan jantung.

Sebaliknya, pihak keluarga mengatakan Amini dalam kondisi sehat dan bugar pada saat penangkapan.

Protes ini pertama kali meletus pada Jumat (16/9/2022) di provinsi asal Amini, Kurdistan.

Demo kali ini menjadi salah satu unjuk rasa terbesar dalam pemerintahan Republik Islam selama bertahun-tahun.

Para analis dan pakar hak asasi mengatakan bahwa protes ini merupakan salah satu unjuk rasa paling berani yang menentang pembatasan agama dan sosial pemerintah.

Aksi demonstrasi wanita Iran

Tak hanya melempar jilbab ke dalam api, beberapa wanita Iran juga memotong rambut mereka.

Di kota Kerman, sebuah video menunjukkan seorang wanita memotong rambutnya sambil duduk di kotak utilitas di depan kerumunan.

Sementara di Shiraz, demonstran lainnya menunjukkan seorang wanita tua berteriak kepada petugas keamanan, “Jika Anda pikir Anda seorang pria, datang dan bunuh saya.”

Para mahasiswa juga berkumpul di kampus-kampus di Teheran meneriakkan kekecewaan mereka terhadap tindakan Polisi moral.

Gubernur Teheran, Mohsen Mansouri, mengatakan bahwa agen asing telah membajak demonstrasi itu sehingga memicu kekerasan di jalanan.

Beberapa pengunjuk rasa Iran bahkan menyerang balik pasukan keamanan dan melemparinya dengan batu.

Adapun di Isfahan dan Teheran, pengunjuk rasa membakar mobil dan sepeda motor polisi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *