Jakarta, CNN Indonesia — Saat ini tak sedikit wanita yang memilih sabun sebagai alat membersihkan vagina. Namun, apakah boleh dan aman membersihkan area kewanitaan dengan sabun?
Tak bisa dimungkiri saat ini ada banyak varian sabun pembersih vagina yang dipasarkan bagi wanita. Bahkan, tidak sedikit yang diiklankan dengan iming-iming bisa membuat vagnia lebih bersih dan wangi.
Meski demikian, Dokter spesialis dermatologi venereology di Klinik Pramudia, Amelia setiawati Soebyanto justru menyarankan agar vagina tidak dibersihkan dengan sabun, terutama sabun-sabun yang beraroma.
“Sebaiknya jangan (membersihkan vagina) dengan sabun. Kami tidak menganjurkan penggunaan sabun untuk area sensitif wanita,” kata Amelia dalam konferensi pers mengenai Kutil Kelamin yang digelar Klinik Pramudia di Hotel Akmani, Jakarta Pusat, Selasa (23/5).
Amelia menjelaskan, di dalam vagina terdapat bakteri baik yang tugasnya menjaga vagina dari bakteri lain dari luar. Untuk bertahan hidup, bakteri ini membutuhkan tingkat keasaman yang stabil di vagina. Karena itu, vagina menjadi salah satu organ tubuh yang memiliki tingkat keasaman yang cukup tinggi.
Jika vagina terlalu sering dibersihkan dengan sabun, hal ini bisa membuat tingkat keasaman pada vagina hilang. Bakteri pada vagina pun bisa mati, yang membuat bakteri lain mudah masuk dan membuat area tersebut mengalami infeksi.
“Area vagina ini kan sensitif dan asam makanya memiliki bau yang khas. Kalau dibersihkan dengan sabun dan jadi wangi bau khasnya hilang dan tingkat keasamannya jadi rendah, bakteri mati, dan jamur serta bakteri lain bisa masuk lalu menginfeksi,” katanya.
Meski demikian, bukan berarti Anda tak boleh sama sekali memakai sabun. Amelia menyebut sabun tetap boleh digunakan tapi jangan terlalu sering, apalagi digunakan setiap hari.
“Mungkin bisa seminggu sekali atau dua minggu sekali, tapi jangan dipakai tiap hari (sabun untuk vagina). Ingat bukan dilarang, tapi dianjurkan untuk tidak digunakan,” katanya.