Satelit Buatan Berpotensi Mengganggu Pengamatan Langit, Kenapa?

KOMPAS.com – Seiring dengan kemajuan teknologi, makin banyak satelit buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa. Dan itu bisa menjadi potensi masalah pengamatan langit di kemudian hari.

Salah satu contohnya adalah satelit yang diluncurkan baru-baru ini. Prototipe satelit BlueWalker 3 diluncurkan untuk menjadi awal dari jaringan komunikasi yang mengorbit dan dapat diakses oleh smartphone standar.

Namun, sekarang satelit tersebut menjadi salah satu objek paling terang di langit malam.

Bagi para ahli dan pengamat langit, itu adalah masalah besar. Sebab selain menggunakan teleskop luar angkasa, banyak pengamatan alam semesta pula yang dilakukan dari permukaan Bumi.

Mengutip Science Alert, Kamis (1/12/2022) Astronomical Union Center for the Protection of the Dark and Quiet Sky from Satellite Constellation Interference (IAU CPS) menyebut, satelit jadi masalah karena terang bintang sekarang dapat dikalahkan oleh silau satelit.

“Ini tak diinginkan para astronom. BlueWalker 3 akan muncul sebagai garis super terang dalam gambar dan berpotensi menjenuhkan detektor kamera di observatorium,” ungkap Meredith Rawls, astronom dari University of Washington di Seattle.

Sumber cahaya BlueWalker 3 berasal dari susunan antena seluas 64 meter persegi, yang mampu memantulkan lebih banyak cahaya daripada satelit manapun.

Niat perusahaan induk AST SpaceMobile yang meluncurkan BlueWalker 3 untuk menempatkan lebih dari 100 satelit di langit pada akhir tahun 2024, tentunya menjadi kekhawatiran yang signifikan bagi para ilmuwan.

Ada kekhawatiran lain juga. Blue Walker 3 dibangun sebagai menara ponsel di luar angkasa, yang berarti menggunakan frekuensi radio terestrial yang mungkin menganggu teleskop radio–teleskop yang saat ini dibangun jauh dari area jangkauan ponsel.

“Frekuensi yang dialokasikan ke ponsel sudah sulit untuk diamati, bahkan di zona sunyi radio yang telah kami buat untuk fasilitas kami,” kata Philip Diamond, Direktur Jenderal Square Kilometer Array Observatory di Inggris.

“Satelit baru seperti BlueWalker 3 berpotensi memperburuk situasi ini dan membahayakan kemampuan kita untuk melakukan sains jika tak dimitigasi dengan benar,” katanya lagi.

Sementara itu, juru bicara AST SpaceMobile mengatakan keinginannya untuk menggunakan teknologi dan strategi terbaru, untuk mengurangi dampak yang mungkin menganggu pengamatan astronomi.

“Kami secara aktif bekerja sama dengan pakar industri untuk inovasi terbaru, termasuk bahan anti-reflektif generasi berikutnya,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *