Dilema Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Stasiunnya Jauh dari Pusat Kota

Proyek Kereta Jakarta Bandung yang awalnya ditargetkan selesai pada 2019, kini molor menjadi tahun 2023. Proyek ini pun mengalami pembengkakan biaya yang berpotensi merugikan keuangan negara.

Sesuai proposal dari pemerintah China, mega proyek ini mulanya diperhitungkan membutuhkan biaya Rp 86,5 triliun dan haram menggunakan duit APBN. Kini biaya proyek mengalami pembengkanan hingga triliunan rupiah dan boleh didanai uang negara.

Selain masalah pembengkakan biaya, salah satu masalah besar yang dihadapi PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dalam menarik minat penumpang adalah lokasi stasiunnya yang rata-rata berada jauh dari pusat kota.

Presiden Direktur KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, mengatakan soal aksesibilitas memang menjadi perhatian KCIC. Lokasi stasiun rata-rata berada di luar pusat kota sehingga membutuhkan perhatian agar aksesnya lebih baik.

Terkait ini, KCIC didukung oleh pemerintah kota maupun kabupaten, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jasa Marga, dan Kementerian Perhubungan.

“Saat ini, kami sedang menggarap bareng. Proses itu sedang berjalan, misalnya di Stasiun Halim Perdanakusuma yang akan memiliki akses drop off dan drop zone,” kata Slamet dilansir dari Harian Kompas, Rabu (28/9/2022).

“Ada fasilitas keluar dan masuk, semacam rest area. Kami sedang meminta izin ke Jasa Marga dan Kementerian PUPR,” ujar Dwiyana lagi.

Akses Kalimalang juga sedang dipersiapkan dari Stasiun Halim Perdanakusuma. Menurut Dwiyana, saat ini izin lokasinya sudah diterbitkan oleh Gubernur DKI Jakarta untuk pengadaan lahan.

Stasiun kereta ringah (light rapid transit/LRT) juga dipandang menunjang akses yang memudahkan pengguna beralih ke kereta cepat di Stasiun Halim Perdanakusuma.

Sementara di Stasiun Karawang, aksesnya saat ini menggunakan jalan pangkalan sebagai jalan provinsi yang kurang representatif. Oleh karena itu, pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen memperbaiki jalan tersebut.

Baca Juga : 4 Cara Merawat Tanaman Hias Indoor agar Tidak Cepat Layu

Selain itu, KCIC juga bekerja sama dengan pengembang kawasan, seperti Deltamas dan kawasan industri lain untuk membangun akses. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga meminta dibuat akses dari pintu tol Kilometer 42 agar langsung menuju Stasiun Karawang.

“Jadi, semua digarap bareng-bareng aksesnya. Intinya, dukungan pemerintah kota/kabupaten, provinsi, pengembang kawasan, Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan dan Kementerian PUPR, termasuk Jasa Marga dan badan pengelola jalan tol sangat dibutuhkan,” kata Dwiyana.

Sementara untuk Stasiun Tegalluar, KCIC mengurus ke Jasa Marga untuk memperoleh akses dari pintu tol Cileunyi.

Kemudian, jembatan yang menghubungkan antara stasiun dengan kawasan Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) yang dihubungkan dengan pintu keluar tol dari arah Jakarta juga sudah dibahas dengan Jasa Marga.

Untuk akses Stasiun Padalarang, KCIC telah memperoleh informasi bahwa pengembang Kota Baru Parahyangan akan membangun jalan layang yang menghubungkan Stasiun Padalarang.

Kementerian BUMN juga mendorong pembangunan jalan akses yang baru dari tol Padalarang ke Stasiun Padalarang. Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga berjanji akan memperbaiki pola arus lalu-lintasnya.

“Pada intinya, kami mencoba menghubungkan dengan layanan-layanan transportasi publik lainnya, termasuk Transjakarta. Semua aksesnya sedang dikerjakan karena tahapannya saat ini terfokus untuk ketersediaan akses,” ujar Dwiyana.

Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir, mengatakan pihaknya akan mengoptimalkan integrasi dengan moda transportasi lain untuk menggaet penumpang kereta cepat, salah satunya dengan LRT.

“LRT dan kereta cepat juga sama, LRT itu juga mulai nanti tembus ke beberapa titik, lalu ada kereta cepat yang keluar kota. Ini sedang kita sinergikan supaya masing-masing tidak membuat sendiri,” jelas Erick Thohir.

Selain dengan LRT, KCIC yang saham mayoritasnya dikuasai konsorsium BUMN ini akan mengintegrasikannya dengan jalan tol milik Jasa Marga.

“Contoh, stasiun di Karawang, saya sudah meeting-kan, ada exit jalan tol-nya, Jasa Marga kita ajak bicara, kenapa tidak ada stasiun di Karawang?” lanjut dia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *