Cerita Pilu Satu Keluarga Tinggal di Gubuk Reyot Nyaris Roboh di Ogan Ilir, Butuh Bantuan Pemerintah

TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA — Cerita pilu satu keluarga yang tinggal di gubuk reyot nyaris roboh di Kabupaten Ogan Ilir, Sumsel terungkap dari postingan di sosial media.

Tepatnya satu keluarga yang terdiri dari lima orang itu tinggal di sebuah gubuk reyot nyaris roboh di Desa Sungai Pinang Lagati, Kecamatan Sungai Pinang, Ogan Ilir.

Informasi ini disampaikan seorang warga Sungai Pinang Lagati bernama Desi Ratnasari yang mengaku prihatin dengan kondisi keluarga tersebut.

Desi pun menyebarluaskan informasi ini melalui media sosial Facebook.

“Tolong Pak bantuannya. Lokasi rumah itu di Dusun II RT 04 Desa Sungai Pinang Lagati,” kata Desi saat dihubungi wartawan, Minggu (21/1/2024).

Dijelaskannya, ada lima orang yang tinggal di rumah berukuran panjang 5 meter dan lebar 3 meter itu.

Mereka adalah Maryanto (52 tahun) dan istrinya Emi Susindrawati (45 tahun) beserta ketiga anak.

Pada foto yang dibagikan Desi, tampak rumah kayu yang berdiri di atas tiang setinggi 2 meter itu posisinya miring.

“Mungkin tinggal tunggu waktu saja, ambruk rumah itu. Kasihan,” kata Desi menuturkan.

Selain kondisi rumah memprihatinkan, keluarga Maryanto juga disebut tak menerima bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

“Pernah diurus ke Dinas Sosial (untuk mendapatkan bansos), tapi dibilang sudah terlambat,” ujar Desi.

Terpisah, Ketua Baznas Ogan Ilir Sidharta saat diminta konfirmasi terkait informasi warga Sungai Pinang Lagati ini, akan mengecek terlebih dahulu.

“Coba cek ke Kades dulu. Besok kami cek di kantor juga,” jata Sidharta melalui pesan WhatsApp.

Sementara Kepala Desa Sungai Pinang Lagati, Amir Hamzah menyebut rumah keluarga Maryanto sudah ditinjau oleh petugas BPBD.

“Itu juga sudah diusulkan (bantuan) RTLH (Rumah Tak Layak Huni) ke Baznas. Yang jadi masalah, tanahnya itu numpang, bukan milik sendiri,” jelas Amir.

Menurutnya, keluarga Maryanto mendirikan rumah tak layak huni itu di atas lahan milik warga setempat.

“Orang pemilik tanah itu masih keluarga (Maryanto), tapi agak jauh,” pungkasnya.

Pos terkait