Cerita Pebalap Moto2 Aron Canet: Dapat Penolakan karena Bertato

KOMPAS.com – Pebalap Moto2 yang kini berkarier bersama tim Flexbox HP40, Aron Canet, mengaku kerap mendapat perlakukan tidak adil karena memiliki tato.

Dari yang terlihat, Aron Canet memang memiliki banyak tato di tubuhnya, dari lengan hingga leher.

Hal tersebut menjadikan Aron Canet sebagai salah satu pebalap ikonik di kelas Moto2.

Aron Canet sendiri kerap melakukan gestur unik ketika berhasil meraih podium.

Pebalap asal Spanyol yang tepat berusia 23 tahun pada 30 September 2022 itu kerap memakai dasi kupu-kupu di lehernya yang dipenuhi tato.

Ketika ditanya alasan kerap menggunakan dasi kupu-kupu, Aron Canet mengatakan bahwa gestur tersebut ia lakukan sebagai bentuk protes.

Aron Canet mempertanyakan sikap sejumlah pihak yang langsung melabeli dirinya sebagai seorang kriminal karena memiliki tato.

“Dasi kupu-kupu adalah pesan kepada beberapa orang di dalam dan di luar paddock yang telah melabeli saya ini/itu tanpa mengenal saya dan karena saya memiliki tato,” kata Aron Canet, dikutip dari Crash.net.

“Anda bukan orang yang lebih baik atau lebih buruk karena memiliki tato. Beberapa orang melihat saya sebagai pembunuh karena tubuh saya ditato,” imbuhnya.

“Padahal sebenarnya saya adalah anak yang sama seperti ketika saya berusia 16 tahun dan belum memakaianya (tato),” ujar Aron Canet.

Aron Canet mengungkapkan fakta yang menghambat kariernya sebagai pebalap profesional.

Dia mengaku telah mendapat penolakan dari sejumlah tim di semua kategori, termasuk kelas premier MotoGP, karena memiliki tato.

Aron Canet merasa kecewa dengan situasi tersebut. Sebab, dia merasa memiliki hak yang sama dengan para pebalap lainnya.

“Kami memiliki gas yang sama dengan atau tanpa tato, dan saya adalah orang yang sama, atlet elite yang sama, orang yang bangun di pagi hari untuk berlatih di rumah,” kata Aron Canet.

“Kami bernegosiasi dengan beberapa tim dari berbagai kategori dan beberapa menolak saya karena saya memakai tato dan ada lebih banyak lagi omong kosong,” ungkap Aron Canet.

“Lalu, di luar paddock saya juga telah dicoret dengan alasan yang tidak saya ketahui, karena citra saya,” tutur pebalap yang kini menempati peringkat ketiga klasemen Moto2 tersebut.

 

Respons Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia

Fabio Quartararo dan Francesco Bagnaia selaku dua pebalap teratas di klasemen MotoGP telah dimintai respons terkait situasi yang menimpa Aron Canet.

El Diablo, julukan Fabio Quartararo, merupakan salah satu pebalap yang juga memiliki tato besar di bagian lengan.

Dia tampak prihatin setelah mengetahui penolakan yang kerap dialami Aron Canet karena tato.

Namun, di satu sisi, Fabio Quartararo juga memahami adanya beberapa brand yang tidak ingin bekerja sama dengan pebalap bertato.

“Saya tahu bagaimana, untuk beberapa merk, penting untuk seorang pebalap tidak memiliki tato. Beberapa juga ada yang tidak peduli,” kata Fabio Quartararo.

“Ini menyedihkan karena dia (Aron Canet) adalah pebalap yang sangat kuat,” ujar Quartararo.

Fabio Quartararo berharap Aron Canet bisa segera mendapat tim di kelas MotoGP yang bersedia mengontraknya.

“Mudah-mudahan, jika dia siap untuk pindah ke MotoGP, saya berharap dia menemukan sesorang,” ucap Quartararo.

Sementara itu, Francesco Bagnaia secara tegas menyayangkan penolakan yang kerap dialami Aron Canet.

“Saya pikir aneh jika kita memiliki masalah seperti ini. Tidak ada masalah jika kita memiliki banyak tato,” kata Bagnaia.

“Ada tim yang menolak Anda karena Anda memiliki tato? Itu adalah sesuatu yang saya tidak mengerti,” tutur Bagnaia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *