3 Alasan Tentara Harus Punya Tinggi Badan Minimal

Jakarta, CNN Indonesia — Menjadi tentara membutuhkan kriteria fisik tertentu. Kebugaran misalnya menjadi syarat utama selain tinggi badan minimum.
Pasalnya, tugas-tugas pertempuran jelas bukan hal mudah untuk dilaksanakan. Jika fisik tak prima, bukan tidak mungkin tentara justru akan ‘kalah sebelum berperang’.

Di Amerika Serikat misalnya, tinggi minimum untuk tentara saat ini adalah 168 sentimeter di awal abad 19.

| Baca Juga : Warga Miskin Indonesia Bertambah 13 Juta Orang

Bacaan Lainnya

Dikutip dari LiveAbout, calon prajurit pria AS mesti memiliki tinggi badan antara 60 inci (152)sampai 80 inci (203 cm); calon prajurit perempuan 58 inci (147,32 cm)sampai 80 inci (203 cm).

Di Indonesia, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa baru-baru ini merevisi aturan dalam penerimaan calon taruna-taruni TNI 2022, salah satunya tinggi badan.

Terkait syarat tinggi badan, ada perubahan dari 163 sentimeter bagi pria menjadi 160 sentimeter. Sedangkan syarat tinggi badan untuk wanita turun menjadi 155 sentimeter dari yang sebelumnya 157 sentimeter.

Lantas mengapa ada tinggi minimal untuk menjadi tentara?

1. Kemudahan Seragam

Di AS, tinggi minimal untuk tentara ada kaitannya dengan seragam mereka. Marinir Negeri Paman Sam dibatasi antara antara 58 (147,32 cm) hingga 78 inci (198,12 cm) untuk kandidat pria,sementara kandidat wanita 58 inci hingga 72 inci (182,88 cm).

Alasannya lebih ke hal praktis. Militer AS tidak punya waktu atau uang untuk memesan seragam dan peralatan yang dibuat khusus untuk mereka di luar standar tinggi badan.

| Baca Juga : Berprestasi, 101 Mahasiswa USB Dapat Fasilitas Kuliah Gratis KIP

2. Penyesuaian dengan Armada Tempur

Selain itu, pekerjaan di kapal, tank, dan pesawat bisa sangat sulit dilakukan jika seseorang melebihi standar ketinggian tertentu. Situasi saat pertempuran juga tak jarang lebih menguntungkan tentara yang ketinggiannya standar.

Hal tersebut antara lain dipaparkan Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko yang pernah bertemu tentara Prancis dengan ketinggian pendek.

“Saya tanya ‘eh kok bisa lu pendek jadi prajurit?’ . Dia jawab ‘eh Moeldoko, anda ngerti enggak, kalo kita perang kita harus lewati lorong-lorong kecil, orang seperti saya ini yang bisa melewati’. Maknanya apa? prajurit itu dibentuk untuk bertempur,” kata Moeldoko.

3. Kebugaran Jasmani

Lebih lanjut, kebugaran jasmani juga menjadi alasan tentara butuh tinggi minimal. Tentara tak boleh memiliki lemak dalam tubuh adalah dengan menghitung indeks massanya (BMI).

“BMI dihitung menggunakan tinggi dan berat badan seseorang. Ini adalah alat pemilihan yang cepat, murah, dan diterima secara ilmiah untuk mengidentifikasi individu yang kelebihan berat badan dan obesitas,”kata Bruce Jones, seorang dokter medis dan kepala ilmuwan untuk Direktorat Kesehatan dan Epidemiologi Klinis Pusat Kesehatan Masyarakat Angkatan Darat AS.

| Baca Juga : PT Pamapersada Nusantara Buka 7 Posisi Lowongan Kerja, Cek Kualifikasinya

BMI, yang juga menjadi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terbagi menjadi empat kategori yang berlaku untuk pria dan perempuan berusia lebih dari 20 tahun.

Yakni, BMI kurang dari 18,5 sebagai kurus, BMI antara 18,5 dan 24,9 sebagai normal atau sehat, BMI antara 25 dan 29,9 sebagai kelebihan berat badan, dan BMI lebih dari 30 sebagai obesitas.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *