Seorang pria inisial BY (37) ditangkap karena berlagak sebagai anggota kepolisian. Tak tanggung-tanggung, seragam yang ia kenakan berpangkat komisaris besar (kombes).
Penangkapan berawal video viral di media sosial. Ketika itu, pelaku mengendarai sepeda motor mengenakan seragam polisi lengkap dengan pangkat setingkat Kapolrestabes Palembang.
Petugas langsung melakukan penelusuran dan diketahui berada di kawasan Pasar 16 Ilir Palembang, Selasa (4/10) malam. Saat ditangkap, pelaku mengenakan seragam polisi berpangkat brigadir kepala (bripka).
Kapolsek Ilir Barat II Palembang Kompol Irene mengungkapkan, tersangka merupakan warga Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang. Dia dilaporkan meresahkan pedagang.
“Dari video itu kami lidik dan menangkap pelaku,” ungkap Irene, Rabu (5/10).
Saat diperiksa, tersangka membuat pernyataan yang berubah-ubah. Hal itu menyulitkan penyidik untuk mencatatkan di berita acara pemeriksaan.
“Kami akan lakukan tes kejiwaan, apalagi tersangka stabil atau memiliki gangguan psikologis,” ujarnya.
Dari pemeriksaan sementara, tersangka mengaku membeli seragam polisi bekas di Pasar 16 Ilir Palembang. Seragam itu dibelinya seharga Rp15 ribu.
Dia berdalih hanya untuk dipakai sehari-hari, bukan untuk menakuti warga dan pedagang.
“Ngakunya cuma untuk dipakai saja, tapi pedagang dibuat resah oleh ulahnya,” pungkas Irene.
Kejiwaan Pelaku Diperiksa
Kapolsek Ilir Barat II Palembang Kompol Irene mengungkapkan, tersangka merupakan warga Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang. Dia dilaporkan meresahkan pedagang.
“Dari video itu kami lidik dan menangkap pelaku,” ungkap Irene, Rabu (5/10).
Saat diperiksa, tersangka membuat pernyataan yang berubah-ubah. Hal itu menyulitkan penyidik untuk mencatatkan di berita acara pemeriksaan.
“Kami akan lakukan tes kejiwaan, apalagi tersangka stabil atau memiliki gangguan psikologis,” ujarnya.
Beli Seragam Bekas
Dari pemeriksaan sementara, tersangka mengaku membeli seragam polisi bekas di Pasar 16 Ilir Palembang. Seragam itu dibelinya seharga Rp15 ribu.
Dia berdalih hanya untuk dipakai sehari-hari, bukan untuk menakuti warga dan pedagang.
“Ngakunya cuma untuk dipakai saja, tapi pedagang dibuat resah oleh ulahnya,” pungkas Irene.