“Hamil Kembar Dianggap Tidak Normal, Mengapa?”

Jakarta, CNN Indonesia — Sebagian pasangan mungkin menginginkan anak kembar sekali dalam hidupnya. Istilahnya bukan lagi satu, tapi Tuhan memberi dua atau bahkan tiga sekaligus dalam satu kali kehamilan.
Hamil kembar juga tergolong langka, apalagi kembar tiga hingga empat. Tak semua pasangan bisa merasakan kehamilan kembar.

Meski tampak istimewa, namun dalam dunia medis, hamil kembar termasuk ke dalam kategori kehamilan tidak normal. Bahkan, kehamilan kembar juga memiliki risiko yang tinggi.

“Jadi untuk spesies manusia, kehamilan kembar itu tidak normal, bahkan termasuk dalam kehamilan berisiko,” ujar dokter spesialis anak di RSIA Grand Family PIK Andry Setiawan di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu.
Risiko kehamilan kembar
Kehamilan berisiko tinggi bisa dialami oleh ibu hamil. Alasannya bermacam-macam, termasuk salah satunya hamil kembar.

Andry mengatakan, salah satu alasannya adalah karena perut yang mudah membesar saat ada lebih dari satu janin di dalam rahim.

Efeknya, kontraksi jadi lebih mudah terjadi. Perut ibu hamil yang terlalu besar sendiri jadi salah satu penyebab kontraksi.

“Lebih dari satu pertumbuhan janin, di perut jadi lebih besar, dorongan kontraksi lebih cepat. Padahal, itu belum waktunya si ibu melahirkan,” kata Andry.

Oleh karena itu, ibu yang hamil kembar disarankan untuk menjaga berat badan janin agar tidak terlalu besar. Semakin besar berat badan bayi, semakin mudah kontraksi terjadi.

Dia juga menyarankan agar ibu hamil rutin melakukan kontrol kehamilan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui kondisi bayi di dalam rahim hingga kesiapan ibu saat melahirkan.

“Pasti, kan, tidak mau bayinya lahir prematur. Makanya harus rutin konsultasi,” katanya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *