Tragedi Kanjuruhan: Pesan Perdamaian, Suporter Harus Hentikan Kebencian

Perwakilan ofisial Persebaya, Alex Tualeka, menyerukan pesan perdamaian setelah tragedi Kanjuruhan.

Laga Arema FC vs Persebaya Surabaya menyisakan duka mendalam. Sebab, duel bertajuk derbi Jatim itu menelan korban ratusan jiwa.

Berdasarkan data terakhir, tragedi Kanjuruhan membuat 131 orang meninggal dunia, sedangkan ratusan lainnya luka-luka.

Jika menilik data di atas, dirasa tepat untuk menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai bahan pelajaran dan perenungan para suporter guna menyudahi rivalitas.

Pasalnya, insiden suporter meninggal dunia karena permasalahan rivalitas di sepak bola Indonesia bukan kali ini saja terjadi.

Alex Tualeka mendukung agar suporter di Indonesia dapat melakukan pembenahan secara menyeluruh agar insiden tragis di Kanjuruhan tak lagi terjadi.

“Jadi, yang kita tekankan hari ini adalah bagaimana suporter bisa menyadari rivalitas yang sehat itu harus tunduk di benak para suporter itu sendiri,” ucap Alex Tualeka saat ditemua seusai konferensi pers di Gedung Menpora pada Kamis (6/10/2022).

Baca Juga : Tak Tanggung-Tanggung Jadi Polisi Gadungan, Pria di Palembang Gunakan Pangkat Kombes

“Kekalahan itu bukan berarti kiamat bagi klub itu, sehingga mereka harus berbenah,” ujar dia menambahkan.

Alex Tualeka juga menuturkan bahwa suporter di Indonesia harus mengerti jika sebuah kemenangan itu tak bisa diraih pada setiap pertandingan.

Oleh sebab itu, Alex meminta kepada suporter untuk menerima hasil pertandingan tim kesayangannya.

“Mampu menerima jika berpesta saaat menang, kita juga harus siap-siap bersedih saat kalah,” ucapnya.

“Bukan berarti mereka merusak. Jadi, itu harus dipahami oleh para suporter itu sendiri,” ucapnya lagi.

Menurut Alex Tualeka, suporter saat ini harus lebih modern. Ia mengatakan bahwa ada baiknya fan mengutamakan kreativitas ketimbang rivalitas.

“Kami berharap, semua tim yang memiliki riwayat rivalitas yang tinggi seperti Persija Jakarta dan Persib Bandung, serta Arema FC dan Persebaya Surabaya, ayo kita sama-sama menjadikan rivalitas yang dewasa, sehat, dan pertarungan dengan kreativitas di tribun antarsuporter,” kata dia.

“Biarkan 11 pemain di lapangan saja yang bertarung untuk meraih kemenangan. Lalu, suporter di tribun bertarung dengan kreativitas mereka, bukan dengan cacian ataupun kebencian,” tuturnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *