Tiga Jurus BUMN Kejar Target Dekarbonisasi

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong agar terciptanya dekarbonisasi menuju Indonesia net zero emission di 2060. Untuk mengejar tersebut ada tiga program yang dipersiapkan yakni Renewable Development melalui Energy Transition Mechanism (ETM), pengembangan EV Ecosystem, dan Green Industrial Cluster.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan khusus Renewable Development, BUMN telah persiapkan berbagai program seperti Percepatan Penghentian Dini PLTU Batubara (CFPP) dan peningkatan kapasitas energi terbarukan termasuk panas bumi serta surya. Adapun BUMN yang mengejar program pertama ini yakni Pertamina, PLN, Perkebunan Nusantara, dan Pupuk Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga bakal mempercepat penghentian dini PLTU Batubara (CFPP). Aksi tersebut dilakukan karena mendapatkan dukungan finansial dari luar negeri untuk program pembiayaan hijau
“Waktu (Konferensi Tingkat Tinggi/ KTT) G20 ada dana-dana baru untuk EBT, dari Amerika dan yang lainnya, kita hitung. Ini bagus (karena) akan mempercepat investasi EBT, selama bunganya tidak memberatkan,” kata Erick dalam keterangan tertulis, Kamis (8/12/2022).

Untuk EV Ecosystem, pihaknya bakal mendorong pengembangan bisnis ekosistem Electric Vehicle melalui tiga langkah strategis seperti penyiapan bahan baku untuk industri baterai EV, menjadikan Indonesia sebagai pusat manufaktur EV, dan investasi secara masif untuk stasiun pengisian daya (PLN).

“Pengembangan EV Ecosystem ini akan aktif dilaksanakan oleh Indonesia Battery Corporation (IBC),” katanya.

Bacaan Lainnya

Adapun pengembangan Green Industrial Cluster bakal dilaksanakan dengan implementasi solusi dekarbonisasi skala besar yakni carbon capture hingga efficiency improvement.

“Upaya menciptakan industri hijau pada BUMN Industri Intensif Energi dan Kawasan Industri. Pupuk Indonesia dan PLN akan menjadi lead program ini,” jelasnya.

Ia mengatakan adapun BUMN saat ini akan melaksanakan pilot project dekarbonisasi yang bakal menjadi KPI Direksi. Adapun 7 BUMN tersebut yakni Pertamina, PLN, Perkebunan Nusantara, Pupuk Indonesia Holding Company, Semen Indonesia, Perhutani, dan Bukit Asam.

Sementara itu, Spesialis Energi Senior Asian Development Bank (ADB) Yuki Inoue mengatakan pihaknya mendukung pemerintah Indonesia untuk mencapai pemanfaatan energi bersih. Sebelumnya, ADB telah menyetujui pembiayaan senilai US$ 500 juta untuk mendukung reformasi sektor energi Indonesia untuk meningkatkan keberlanjutan dan tata kelola fiskal, memperluas investasi sektor swasta di bidang energi bersih dan terbarukan, serta mempromosikan pemulihan hijau dari pandemi COVID-19.

“Program ini mendukung pemerintah dalam pelaksanaan kerangka kebijakan guna mencapai keuangan berkelanjutan di sektor energi dan meningkatkan akses energi, sekaligus komitmen untuk bertransisi ke energi bersih,” tutup Yuki.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *