Tentang Artemis, Nama Misi Terbaru NASA di 2022 yang Refleksikan Feminisme

Artemis merupakan salah satu nama dari misi terbaru Nasa di 2022. Artemis I bertujuan untuk menguji roket Space Launch System baru Nasa dan pesawat ruang angkasa Orion di dalamnya. Jika semua berjalan sesuai rencana pada kali kedua percobaan, maka akan mengorbit Bulan dalam penerbangan pemantauan selama 42 hari sebelum kembali ke Bumi.

Jika berhasil, Artemis I akan dilanjutkan ke peluncuran Artemis II pada 2024, sebuah misi flyby bulan berawak, dan kemudian Artemis III pada 2025, saat astronot Nasa akan benar-benar mendarat di permukaan bulan

Proyek ini dimaksudkan untuk melibatkan lebih banyak wanita dalam program luar angkasa AS yang dimulai kembali. Tercatat ada 30 persen insinyur wanita yang terlibat dalam desain konstruksi Artemis I dan kapalnya membawa dua manekin untuk menguji dampak radiasi pada tubuh wanita dengan tujuan meningkatkan keselamatan bagi para astronot wanita di masa depan.

Bacaan Lainnya

Harapannya, Artemis III akan membawa wanita pertama dan orang kulit berwarna pertama ke permukaan bulan dalam waktu tiga tahun.

Untuk merefleksikan aspirasi feminis dari misi ini, Nasa menamai misi ini Artemis dari dewi Yunani Kuno dengan nama tersebut, putri Zeus dan Leto dan saudara kembar Apollo, dewa matahari.

Artemis, mengutip Greek Reporter, Rabu (7/12/2022) disebut oleh penyair Homer sebagai “The Mistress of Animals” atau “She of the Wild”, sering dilambangkan dengan busur dan anak panah atau dengan rusa dan dikenal oleh orang Romawi sebagai Diana.

Salah satu mitos yang paling terkenal yang melibatkan Artemis adalah tentang pemburu Achteon, yang memata-matai Artemis saat dia mandi telanjang di kolam terpencil, membuat sang dewi marah dan membuatnya berubah menjadi rusa jantan, kemudian dia dicabik-cabik dan dilahap oleh anjing-anjing pemburunya sendiri.

Artemis berhubungan dengan bulan dan dia sangat diidentifikasikan dengan dewa bulan lainnya seperti Selene dan Hecate. Dia juga dewi perburuan, alam, padang gurun, dan hewan liar. Dia membawa busur perak dan tabung penuh anak panah yang dibuat oleh Cyclop di pulau Lipari. Dia juga pelindung anak-anak kecil dan dewi kesucian dan persalinan.

Simbol sakralnya adalah busur dan panah, anjing pemburu, rusa jantan, dan bulan. Artemis memiliki kekuatan untuk mengirim wabah dan menyembuhkannya.

Artemis disembah di seluruh Yunani kuno. Kultus yang paling terkenal yang didedikasikan untuk pemujaannya adalah di Delos, Brauron, Sparta, dan Mounikhia. Kuil-kuil yang didedikasikan untuk sang dewi telah ditemukan di beberapa lokasi, termasuk Aptera di Kreta dan pulau Evia.

Mengorbankan hewan adalah praktik umum dalam agama Yunani kuno. Sebagian besar hewan yang dikorbankan adalah hewan peliharaan. Tetapi karena Artemis adalah dewi perburuan, hewan liar juga terkadang dikorbankan untuknya.

Pausanias, seorang ahli geografi Yunani kuno abad kedua Masehi, menggambarkan bagaimana orang-orang Patrae akan merayakan festival Laphria untuk menghormati Artemis dengan membakar banyak hewan liar di atas api unggun besar.

Berbagai persembahan ditinggalkan untuk menenangkan sang dewi. Serta, kuil-kuil yang didedikasikan untuknya di kota-kota yang lebih kaya akan dihias dengan mewah. Sebuah patung perunggu berhias Artemis ditemukan di reruntuhan kuno Aptera. Dia digambarkan mengenakan chiton pendek dengan busurnya terangkat dan siap untuk menembak.

Beruang dikatakan sebagai hewan kesukaan Artemis, sehingga, di beberapa kuil, para penyembah meninggalkan persembahan yang berhubungan dengan beruang. Di tempat suci Artemis di Arcadian, beberapa penyembah meninggalkan gigi beruang. Di Akropolis Athena, patung marmer beruang didedikasikan untuk sang dewi.

Artemis sangat dihormati oleh para penyembah di beberapa negara-kota Yunani. Orang Athena memberinya julukan Aristo dan Aristoboule, yang berarti “yang terbaik” dan “penasihat terbaik”. Dia juga kadang-kadang diberi julukan “yang paling adil”.

Dewa-dewi Yunani Kuno cenderung kompleks dan memiliki banyak keyakinan. Selain itu, kultus yang berbeda menafsirkan sifat dewa yang mereka sembah secara berbeda. Oleh karena itu, para pemuja Artemis di satu tempat mungkin memiliki keyakinan yang sangat berbeda dari pemuja di tempat lain.

Mitologi Yunani Kuno terus mempengaruhi seni, filosofi, dan budaya lama setelah mitologi ini mati sebagai agama.

Artemis juga hingga kini masih digambarkan dalam seni dan membentuk budaya hingga kini masih digunakan oleh Nasa dengan sederet filosofinya. Seniman seperti J. M. W. Turner, Sir Peter Paul Rubens, dan François Boucher adalah beberapa yang kerap menggambarkan Artemis.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *