PAGAR ALAM – Harga tomat yang sering anjlok dikeluhkan petani di Kota Pagaralam Sumatera Selatan (Sumsel).
Bahkan beberapa waktu terakhir harga Tomat Pagaralam sempat anjlok hingga hanya dihargai Rp 300 rupiah per kg.
Kondisi itu membuat petani di Pagar Alam kesal dan membuang hasil panen tomat dari kebun karena tidak ada harganya lagi.
Tidak ada standar harga yang ditetapkan baik oleh pengelola pasar maupun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Pagar Alam berdampak pada harga komoditi sayur bisa tiba-tiba anjlok.
Melihat hal ini Walikota Pagar Alam Alpian Maskoni menawarkan solusi agar harga komoditi sayur di Pagar Alam dapat stabil dan jika turun maka tidak akan merugikan petani sayur.
“Harga sayur ini menang sering anjlok bukan saja di Pagar Alam namun dibeberapa daerah juga sering terjadi. Hal ini disebabkan tidak ada standar harga dari komoditi itu sendiri,” ujar Walikota.
Wako mengatakan harus ada standar harga tertinggi dan harga terendah dari Komoditi sayur tersebut. Hal ini agar petani tidak dirugikan jika tiba-tiba harga anjlok.
“Standar harga tertinggi dan terendah memang harus ada agar saat harga anjlok tetap harus dibeli dengan harga standar terendah begitupun sebaliknya jika harga naik harus tetap dijuak dengan harga tertinggi yang ditetapkan meskipun saat itu harganya melebihi harga standar tertinggi,” katanya.
“Jika harganya anjlok maka akan ada subsidi agar bisa dibeli dengan harga standar terendah. Dan jika harganya naik diatas standar harga tertinggi maka selisih harga akan bisa menutupi subsidi saat harga anjlok,” jelas Wako.
Namun solusi ini harus dibahas dengan melibatkan semua sektor agar tidak ada yang dirugikan dan tidak menyalihi aturan.