PT TransJakarta dan JakLingko melakukan perubahan sistem kartu yang digunakan untuk pembayaran. Perubahan ini membuat panjang dan waktu antrean untuk naik dan turun bus atau halte makin lama.
coba menjajal bus TransJakarta yang kini telah menerapkan sistem kartu baru, Rabu (5/10/2022). Kali ini, menaiki bus rute Kampung Rambutan-Blok M dari titik tunggu bus di seberang Stasiun Duren Kalibata, Jakarta Selatan.
Karena naik dari luar halte TransJakarta alias bus non-BRT, maka penumpang harus tap on bus alias melakukan pembayaran dengan menempelkan kartu pada alat yang dipasang pada pintu masuk bus.
Para penumpang pun harus beberapa kali melakukan tap karena ada pemberitahuan ‘kartu terblokir’ atau ‘kartu telah digunakan’ pada alat tap on bus.
Sopir bus TransJakarta tersebut mengarahkan penumpang agar mengangkat kartu jika ada pemberitahuan ‘kartu terblokir’ atau ‘kartu sudah digunakan’ pada alat. Penumpang diminta mengulangi tap on bus hingga muncul pemberitahuan ‘kartu direset’ atau pembayaran berhasil Rp 3.500.
Akibat penumpang harus bolak-balik tap di alat pembayaran, proses naik ke bus pun makin lama serta antrean semakin panjang di luar bus. Penumpang yang sudah ikut antre harus rela tak bisa naik karena kondisi bus sudah penuh.
Petugas di bus mengatakan penumpang yang turun di luar halte TransJakarta tidak perlu tap out di alat yang terpasang di bus. Sementara, penumpang yang turun di halte TransJakarta diharuskan tap out pada alat yang terpasang di setiap gate halte. Tapi perlu diingat bahwa saldo di kartu terpotong saat tap out, sehingga ketika penumpang tidak tap out saat turun di luar halte maka ada risiko kemudian hari ketika naik TransJakarta lagi dari halte.
Sistem kartu baru ini juga memicu antrean saat proses tap out, seperti yang terjadi di halte Mampang Prapatan. Penumpang yang baru turun dari bus harus berulang kali tap atau menempelkan kartu pada gate yang tersedia.
Petugas halte TransJakarta mengarahkan penumpang agar mengangkat kartu jika ada pemberitahuan ‘kartu terblokir’ atau ‘kartu sudah digunakan’ pada alat. Penumpang diminta mengulangi tap out hingga muncul pemberitahuan ‘kartu direset’ atau pembayaran berhasil Rp 3.500. Bolak-balik tap kartu itu memakan waktu lama untuk 1 orang.
Pemotongan Saldo Kartu Uang Elektronik
mengecek riwayat pembayaran kartu uang elektronik setelah ada pembaruan sistem. Hasilnya, jika melakukan tap on bus maka saldo di kartu langsung terpotong.
Sementara jika tap in di gate halte dan tidak tap out di gate halte, maka saldo belum terpotong. Saldo baru terpotong saat melakukan tap out di gate halte TransJakarta lagi.
Contohnya, seorang penumpang yang melakukan tap in di halte TransJakarta Mampang Prapatan pada Selasa (4/10) malam. Penumpang itu kemudian naik bus non-BRT dan turun di Stasiun Kalibata, maka saldo kartu uang elektroniknya belum berkurang.
Risikonya, kartu yang digunakan akan tercatat ‘kartu terblokir’ atau ‘kartu telah digunakan’ saat hendak naik ke bus TransJakarta lagi pada Rabu (5/10) pagi. Saldonya akan terpotong saat penumpang itu keluar atau tap out di gate halte TransJakarta.
Ragam Keluhan Warga
Sistem kartu baru ini dikeluhkan warga. Salah satunya warga, Indah (34), mengatakan dirinya harus menunggu 30 menit untuk bisa masuk ke halte TransJakarta pada Selasa (4/10). Dia mengatakan saldo uang elektroniknya juga berkurang hingga Rp 20 ribu.
“Kemarin dari Cawang mau ke Tanah Abang. Jadi kita minjam punya (kartu) orang buat masuk. Terus kita balik lagi buat ngambil saldo kita di sini,” kata Indah, Rabu (5/10/2022).
“Kemarin kartu kita sudah hangus, isi Rp 20 ribu. Sempat antre 30 menit dulu,” sambungnya.
Indah mengatakan menggunakan TransJakarta untuk bepergian setiap hari. Dia menilai kebijakan satu kartu satu penumpang memberatkannya. Dia memilih sistem kartu yang lama diterapkan kembali bagi penumpang TransJakarta.
“Kalau hari ini kendalanya satu kartu satu orang kalau kemarin kan bisa ramai-ramai sekarang cuma satu. Jadi sebenarnya nggak mendukung, jadi susah, mendingan satu kartu ramai-ramai,” tutur Indah.
Penumpang TransJakarta lainnya, Kevin (19), mengaku tidak mempermasalahkan sistem satu kartu satu penumpang. Namun dia mengeluhkan sosialisasi yang kurang sehingga banyak warga yang kaget dan memicu antrean mengular.
“Kalau saya pribadi nggak masalah. Kan hampir sama seperti sistem KRL. Cuma kemarin karena tiba-tiba diterapkan jadi terkesan mendadak,” katanya.
Penumpang lainnya, Sulis, mengatakan penerapan sistem baru membuat naik dan turun bus TransJakarta ribet. Dia menilai sistem baru kurang efektif.
“Ribet ya sekarang, jadi terlalu lama,” ujar Sulis.
Penjelasan TransJakarta
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan TransJakarta Anang Rizkani Noor mengatakan saat ini penumpang wajib tap in dan tap out. Jika tidak tap out, maka kartu akan direset dan biaya perjalanan sebelumnya akan dikenakan saat perjalanan berikutnya.
“Apabila pelanggan tidak melakukan tempel kartu baik saat naik/turun, maka konsekuensinya kartu akan terblokir. Pelanggan perlu melakukan atur ulang (reset) dan biaya perjalanan sebelumnya akan dikenakan pada perjalanan berikutnya,” kata Anang dalam keterangan tertulis, Selasa (4/10).
Untuk membuka blokir kartu, katanya, kartu pelanggan akan diatur ulang (reset) pada gate yang tersedia di seluruh halte maupun alat tempel kartu (tap on bus) yang ada di seluruh armada Non BRT. Dia juga mengatakan saldo minimal pada kartu saat ini ialah Rp 5.000. Jika saldo tidak mencukupi, pelanggan tidak dapat menggunakan layanan TransJakarta kecuali untuk layanan gratis.
“Jadi selalu pastikan pelanggan memiliki saldo minimum sebelum menggunakan layanan Transjakarta dan melakukan tempel kartu saat naik dan turun bus (tap in dan tap out),” ujarnya.