Protes Jalanan Hancur, Warga Sumberagung Tanam Pohon Pisang di Tengah Jalan

– Warga Desa Sumberagung, Kecamatan Rejotangan, melakukan aksi tanam pohon pisang di tengah jalan. Itu merupakan sebuah bentuk protes warga karena kondisi jalan desa rusak parah akibat aktivitas truk tambang dan tak kunjung diperbaiki.

Warga sudah bersabar karena kondisi jalan rusak dan dampak-dampak di belakangnya ditimbulkan. Aksi mereka pun membuat ontran-ontran atau kegaduhan di media sosial (medsos) setelah gambar-gambar pisang di tengah jalan tersebar.

Tahun 2021 lalu, aksi serupa sudah dilakukan warga. Namun, hasilnya masih saja nihil dan harapan perbaikan jalan belum terlaksana sampai sekarang. Kesabaran itu habis saat salah satu warga setempat mengalami kecelakaan, saat melaju pada jalan berlubang yang tak terhitung jumlahnya itu. “Aksi penanaman pohon pisang di tengah jalan ini merupakan spontanitas warga dengan sendirinya, setelah Topa (salah satu warga setempat, Red) mengalami kecelakaan pada Rabu (8/3) malam kemarin. Aksi ini tidak ada yang memberi komando, inginnya masyarakat agar diperhatikan,” jelas salah satu warga Desa Sumberagung Kecamatan Rejotangan, Sukadi.

Dia bercerita, jalan sepanjang 1,5 kilometer (km) tersebut dibangun pada tahun 1993 lalu. Dengan aspal hotmix, bisa dibilang menjadi salah satu jalan terbaik di Tulungagung pada zamannya. Namun seiring waktu berkembang, kondisi jalan sudah tua dan tidak mampu lagi memberikan kemudahan akses bagi warga. Apalagi, sangat minim sentuhan-sentuhan perbaikan atau perawatan yang dilakukan pihak berwenang.

Jalan mulai mengalami kerusakan parah pada tahun 2019, setelah di Desa Sumberagung berdiri sebuah tambang batu andesit milik Suwarji, warga setempat. Jalan itu menjadi jalur truk sarat muatan pengangkut batu andesit dari tambang dan membuat kerusakan jalan semakin kentara. “Kerusakan jalan mulai sangat parah itu terjadi pada kurun waktu tahun 2020 sampai 2021,” jelas Sukadi.

Warga begitu kompak melakukan aksi tersebut, lanjut dia, karena berusaha untuk mengamankan jalan agar kerusakan tidak lebih parah. Dengan begitu, truk pengangkut batu andesit tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya karena terhalang pohon pisang. Warga merasa berkewajiban melindungi jalan untuk kelangsungan hidup mereka dalam jangka panjang. “Bukan menutup jalan, tapi mengamankan jalan. Prinsipnya di situ agar kerusakan tidak tambah parah,” katanya.

Jika terus dibiarkan, warga merasakan berbagai dampak. Mulai sering kecelakaan pengendara motor, hingga pemilik pertokoan di sepanjang jalan rusak mengalami penurunan omzet lantaran pembeli tidak mau singgah. Ketika hujan tiba, jalan berlumpur dengan ratusan lubang mirip kolam dadakan.

Belum lagi debu setiap hari beterbangan saat musim panas sehingga membuat ratusan rumah harus sering disapu. “Sebenarnya ada beberapa warga yang sakit pernapasan karena tidak kuat dengan debunya, tapi mereka diam saja, tidak berani ngomong,” katanya. Akhir Januari lalu, warga sempat rapat dengar pendapat alias hearing bersama dengan Komisi D DPRD Tulungagung, dinas terkait, serta pemilik tambang. Kesepakatan pertemuan tersebut yakni truk yang melintas harus membawa muatan maksimal 8 ton.

Namun fakta di lapangan, truk-truk pembawa batu andesit itu tetap saja membawa muatan di atas 8 ton, bahkan mencapai belasan ton. Saat di hadapan media, penambang mengatakan hanya ada lima truk yang setiap hari beroperasi. Namun faktanya, tidak kurang dari ratusan truk lalu-lalang setiap hari. Dengan hal itu, warga juga merasa dilecehkan penambang. “Biasanya truk mulai mengangkut batu pada pagi pukul 06.00, itu bersamaan dengan anak-anak berangkat sekolah,” tandasnya.

Dia menilai keberadaan tambang itu tidak ada manfaaatnya sama sekali untuk warga sekitar. Malah menjadi biang kerusakan jalan di desa. Warga juga menganggap pengawasan dan penindakan adanya pelanggaran lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) oleh penyelenggara jalan sangatlah minim. Puluhan truk bermuatan berat tetap lalu-lalang setiap hari sehingga membuat kondisi jalan semakin tak karuan. (nul/c1/din)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *