Polisi Tangkap Lagi 1 Pelaku Kasus Wanita Diarak Setengah Bugil-Dibakar

Kepolisian Resor Kota (Polresta) Kota Sorong, Polda Papua Barat kembali menangkap satu tersangka kasus pembakaran wanita bernama Wa Gesuti yang diarak setengah bugil hingga meninggal dunia. Penangkapan ini menjadikan 2 tersangka yang telah diamankan polisi.

“Hari ini kami menangkap seorang lagi berinisial AT. Jadi kini tersangkanya sudah menjadi 2 orang yakni AT dan FT,” ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Adam Erwin di kepada detikcom, Kamis (26/1/2023).

Read More

Erwin mengatakan bahwa AT ditangkap di sebuah pondok yang tak jauh dari rumahnya di Kompleks Kokoda KM, Sorong Timur, Rabu (25/1) malam. Pelaku AT merupakan tersangka yang membeli bensin untuk digunakan membakar korban.

“Berdasarkan hasil interogasi, tersangka AT mengakui pada saat korban diarak ke depan jalan raya. Ia membeli 1 botol bensin yang berada di pangkalan truk KM 8. Lalu AT memberikan bensin itu kepada FT, yang selanjutnya membakar korban,” terangnya.

Erwin menambahkan, kini AT dan FT telah ditahan dan aparat kepolisian telah mengamankan 1 botol kosong yang digunakan untuk mengisi bensin yang dijadikan alat bukti. Bahkan sejumlah saksi juga ikut dimintai keterangan.

“Tim gabungan terus senantiasa untuk melalukan pengejaran terhadap pelaku lainnya,” tegasnya.

Erwin menegaskan AT dan FT dijerat dengan Pasal 187 Ayat(3) dan atau Pasal 338 dan atau Pasal 170 ayat (3) dan atau Pasal 160 KUHPidana jo Pasal 55 KUHPidana Jo Pasal 56 KUHPidana Komandan.

Sebelumnya diberitakan, polisi mengatakan wanita yang diarak setengah bugil hingga dibakar hidup-hidup di Kota Sorong, Papua Barat Daya bukan penculik anak. Polisi memastikan tuduhan terhadap korban hoaks.

“Sudah bisa kita pastikan, korban bukan penculik anak,” ujar Kapolresta Sorong Kota Kombes Happy Perdana Yudianto kepada detikcom, Kamis (26/1/2023).

Happy mengatakan, korban berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra). Menurutnya, korban belum lama berada di Sorong yang belakangan diketahui bernama Wa Gesuti.

“Dia memang orang Sulawesi Tenggara, orang Buton, baru mendarat di sini,” kata Happy.

Namun Happy mengaku belum mengetahui mengapa korban berada di Sorong. Korban disebut tidak memiliki tempat tinggal.

“Sepertinya orang itu kayaknya tidak punya rumah di sini. Istilahnya baru dia di sini. Tidak punya saudara,” katanya.

Saat kejadian, korban sebenarnya hanya lalu lalang di permukiman warga di Kompleks Kokoda KM 8, Sorong Timur, Kota Sorong pada Selasa (24/1) sekitar pukul 06.30 WIT.

“Dia enggak tahu arah kemudian lalu lalang, kebingungan,” ujar Kombes Happy.

Namun, korban justru dianggap sebagai penculik anak. Tuduhan itu terjadi karena korban disebut mirip dengan ciri-ciri penculik anak yang beredar di media sosial.

“Katanya mukanya seperti yang kemarin masuk media sosial. Jadi mungkin mirip mukanya atau bagaimana,” kata Kombes Happy.

Menurut Happy, salah seorang warga tiba-tiba meneriaki korban atas dasar korban mirip dengan pelaku penculikan anak tersebut.

“Ada yang teriaki satu orang,” kata Happy.

Tuduhan itu seketika membuat sejumlah warga lainnya berdatangan ke lokasi. Korban akhirnya dipaksa setengah bugil lalu diarak warga.

“Dia diarak (dalam kondisi setengah bugil) terus dipukul begitu, digebukin,” kata Happy.

Polisi langsung turun tangan ke lokasi begitu menerima laporan insiden ini. Polisi juga sempat berusaha mengevakuasi korban namun dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *