Jakarta- Kisah banjir besar yang menjadi azab bagi umat manusia yang membangkang, dikenal dalam sejumlah agama dan budaya sebagai “Cerita Bahtera Nuh.”
Beberapa penemuan mengklaim punya bukti fisik mengenai kisah zaman Nabi ini. Sejumlah orang, beberapa dari mereka yang memiliki sumber daya untuk menyelidikinya, percaya bahwa Bahtera Nuh itu nyata dan mungkin masih tergeletak di suatu tempat di darat atau di lautan. Entah bagaimana perahu tersebut bisa terhindar dari pelapukan dan erosi selama ribuan tahun.
Di manakah lokasi Bahtera Nuh?
Ada sebagian orang yang cenderung percaya bahwa Bahtera Nuh mendarat dan tetap berada di Gunung Ararat di Turki, di mana perahu itu tetap tidak ditemukan. Orang-orang ini pun berpikir bahwa mereka sudah cukup sering menemukannya.
“Ditemukan” pada tahun 1900
Powered by AdSparc
Seorang pria bernama George Hagopian mengklaim telah menemukan Bahtera Nuh bukan hanya sekali tetapi dua kali. Dia mengatakan pernah mendaki ke daerah penggembalaan domba yang tinggi di Gunung Ararat.
Karena kekeringan selama empat tahun, Bahtera Nuh muncul dari tempat ia terpendam di salju, sehingga tangga di bagian luar perahu dapat dinaiki. Menurut pengakuannya, ia bahkan sempat berjalan diatasnya.
Di lain waktu, ia sempat mengunjungi kapal itu lagi dan mengklaim kayu perahu itu membatu. Pengalamannya itu dituangkan dalam catatannya sendiri, namun tidak terbukti.
Tahun 1916
Ada satu cerita yang mengklaim bahwa seorang pilot Rusia bernama Letnan Vladimir Roskovitsky menemukan sebuah bahtera dan menjelajahi sebagian kamar-kamar di dalamnya pada tahun 1916. Namun detail informasi penemuannya itu hilang atau disembunyikan setelah revolusi Rusia.
Di kemudian hari, diketahui bahwa kabar ini rupanya ternyata tipuan yang dilakukan oleh sebuah majalah pada tahun 1940 yang berpura-pura mewawancarai Roskovitsky fiktif.
Tahun 1973
Meskipun tidak mengklaim menemukannya, astronaut James Irwin menjadi seorang Kristen yang taat selama masa pensiunnya dan memimpin beberapa ekspedisi ke Gunung Ararat untuk mencarinya. Namun semua ekspedisi yang dilakukannya kembali tanpa ada penemuan Bahtera Nuh.
Tahun 1993
Pada tahun 1993, CBS menyiarkan “The Incredible Discovery of Noah’s Ark”, sebuah acara yang menampilkan sepotong kayu yang diduga berasal dari Bahtera Nuh. Menurut orang yang menemukannya, George Jammal, potongan kayu tersebut ia ambil dari beberapa bagian Bahtera Nuh sebagai bukti penemuannya.
Jammal yang adalah seorang aktor, di kemudian hari mengakui bahwa benda itu hanya tipuan yang dimaksudkan untuk menunjukkan buruknya kualitas penelitian di perusahaan pembuat film dokumenter itu.
Ia mengakui bahwa kayu yang semula dianggap suci itu sebenarnya berasal dari rel kereta api di Long Beach. Dia juga mengaku belum pernah ke Gunung Ararat, juga tidak pernah menginjakkan kaki di Turki.
Tahun 2021
Lokasi Bahtera Nuh yang asli kemungkinan telah dikonfirmasi oleh para pemburu relik di pegunungan terpencil. Para ahli mengklaim mereka telah mengambil gambar bawah tanah dari objek berbentuk kapal misterius yang ditemukan setengah abad yang lalu di Turki timur.
Mereka telah lama mengklaim bahwa perahu legendaris Nuh terkubur di bawah tempat berbatu, yang dikenal sebagai situs Durupinar. Pemindaian objek 3D pun berupaya membuktikannya.
Pemindaian ini diciptakan oleh insinyur komputer dan arkeolog Andrew Jones, serta ahli geofisika John Larsen, dalam upaya untuk mempelajari objek aneh itu. Sertesen mengakui bahwa gambar tersebut belum tentu dari Bahtera Nuh, dan bisa dari kapal lain seluruhnya.
“Garis paralel dan sudut siku-siku di bawah permukaan seperti itu adalah sesuatu yang tidak harapkan dalam formasi geologis alami,” kata Jones.
“Tetapi hasil ini adalah sesuatu yang kita harapkan untuk melihat apakah ini adalah perahu buatan manusia yang sesuai dengan yang diceritakan dalam kitab tentang kisah Bahtera Nuh,” tutupnya.