Jakarta – Mark Zuckerberg ibaratnya sudah jatuh tertimpa tangga. Kekayaannya anjlok dan perusahaannya, Meta, semakin menurun kapitalisasi pasarnya.
Dalam 13 bulan terakhir, harta miliknya terkikis USD 100 miliar atau lebih dari Rp 1.500 triliun. Ada apa gerangan? Saat ini menurut Bloomberg Billionaires Index, harta sang pendiri Facebook ‘hanya’ di kisaran USD 37 miliar.
Biasanya langganan 5 besar, Zuck pun terlempar jauh hingga keluar dari deretan 20 orang terkaya di dunia.
Seperti dikutip detikINET dari New York Post, pada September 2021, kekayaan Zuck mencapai titik tertinggi, yaitu USD 142 miliar. Akan tetapi kemudian, harga saham Meta terus menurun dan berdampak langsung pada kekayaannya.
Ada beberapa faktor di balik anjloknya saham Meta. Salah satunya, investor cemas bahwa Meta menghabiskan terlalu banyak uang untuk mengembangkan metaverse, dunia virtual yang digadang Zuckerberg menjadi masa depan internet.
Untuk pengembangan metaverse, Meta menghabiskan USD 10 miliar atau sekitar Rp 155 triliun per tahun. Pengeluaran itu dinilai terlalu banyak untuk sebuah teknologi yang belum terbukti dan membingungkan. Jika metaverse baru populer 10 tahun lagi, maka anggaran bisa tembus USD 100 miliar.
“Orang-orang bingung dengan apa maksud metaverse. Jika sebuah perusahaan hanya berinvestasi USD 1 miliar sampai USD 2 miliar ke proyek ini, mungkin bukan masalah,” tulis Brad Gerstner, CEO Altimeter Capital yang memegang 2 juta saham Meta.
“(Namun) investasi yang diperkirakan mencapai USD 100 miliar ke masa depan yang tidak diketahui adalah mengerikan, bahkan untuk standar Silicon Valley,” kritiknya.
Harga saham Meta sudah jatuh di kisaran 70%, termasuk terpangkas 25% dalam laporan keuangan terbarunya, di mana profit Meta mengalami penurunan yang cukup masif.
Harga saham sempat mencapai USD 97,95, terendah sejak tahun 2016. Pada titik puncaknya, harga saham Meta pernah diperdagangkan sampai USD 382 per lembar.
Sekitar 16 bulan silam, Facebook tembus kapitalisasi pasar USD 1 triliun. Mereka bergabung dengan kelompok perusahaan eksklusif seperti Apple, Microsoft, Alphabet dan Amazon, yang bisa mencapai nilai setinggi itu.
Sayangnya setelah berubah jadi Meta, peruntungan mereka malah berubah sangat drastis.
Kapitalisasi pasar Meta anjlok sangat dalam seiring penurunan harga sahamnya, hingga tidak lagi berada di daftar 20 perusahaan terbesar di Amerika Serikat. Bahkan nilai perusahaan Meta pada saat ini lebih rendah dari Home Depot, dan hanya sedikit lebih tinggi dari Pfizer dan Coca Cola.
Seperti dikutip detikINET dari CNBC, pada tahun ini market cap Meta sudah terpangkas sekitar 70%. Secara total, ada penurunan kapitalisasi pasar hingga USD 730 miliar.
Saham Meta diperdagangkan di titik terendah sejak 2016, saat Barack Obama masih menjabat Presiden Amerika Serikat.
Turunnya pendapatan iklan sejak Apple memberlakukan aturan privasi baru di iOS membuat pendapatan Meta menurun. Sudah begitu, Mark Zuckerberg ngotot mengembangkan metaverse dengan biaya sangat tinggi dan belum ketahuan akan bagaimana hasilnya.