Hal ini diungkapkan Safran Arianto (47) ayah kandung korban Pitri Wulandari mengatakan jika sebelumnya pihak keluarga tak memiliki firasat sama sekali akan kepergian korban.
Pitri tenggelam di kolam buatan bersama teman sekolahnya Keyza Azzahra (13) .
“Sama sekali tidak ada (firasat) karena semuanya berjalan seperti biasa saja, mulai dari aktivitas almarhumah di rumah dan setelah pulang sekolah. Biasanya jarang dia keluyuran jauh-jauh, ” ujar Safran saat dijumpai di rumah duka di Jalan Irigasi Perumahan Gading Cempaka, Kecamatan Sematang Borang, Sabtu (26/8/2023).
Ia masih duduk di bangku kelas 7 SMPN 37 Palembang dan sepengetahuannya, anaknya itu jarang main jauh dari rumah setelah pulang sekolah.
“Dak pernah dia itu (main jauh), pulang sekolah ya ke rumah terus paling main dekat sini saja, ” katanya.
Lokasi kolam buatan dari pintu portal perumahan berjarak kurang lebih 300 meter. Pihak pengelola perumahan telah menutup portal di depan agar tak bisa sembarangan menjadi akses keluar masuk.
Namun, nahas terjadi dua orang siswi SMP di Palembang yang datang bersama dua temannya yang lain justru nekat masuk dan berenang di dalam kolam.
Ruslan Rojali (59) selaku tokoh masyarakat Desa Merah Mata mengatakan, peristiwa ini baru terjadi pertama kali sejak perumahan tersebut dibangun 2018 lalu. Pembangunan perumahan sempat terhenti beberapa tahun, dan kini dimulai kembali.
“Semenjak perumahan ini dibangun tidak pernah ada kejadian anak tenggelam di kolam retensi ini. Inilah yang baru pertama kali, sebab pintu masuk ke kolam ini sudah kami tutup pakai portal. Kolam ini juga terbentuk dari hasil penimbunan,” ujar Ruslan.