Gelar Seminar, MNP Bahas Masa Depan Industri Logistik Indonesia

Jakarta – Berdasarkan laporan World Bank, di tahun 2023 Singapura menjadi negara dengan kualitas logistik terbaik di dunia. Indikator yang digunakan adalah Logistic Performance Index (LPI) yang didasarkan pada enam dimensi.
Adapun keenam dimensi tersebut antara lain bea cukai, infrastruktur, pengiriman internasional, kualitas dan kompetensi logistik, pelacakan dan penelusuran barang, serta ketepatan waktu. Singapura mendapat skor rata-rata yang sebesar 4,3 poin dari skala 5 tahun ini.

Setidaknya ada delapan negara yang meraih skor di atas 4,0. Nyaris seluruhnya, kecuali Singapura, adalah negara Eropa. Beberapa negara tersebut antara lain Finlandia, Denmark, Jerman, Belanda, Swiss, Austria, dan Belgia. Lalu, di manakah posisi Indonesia?

Indonesia menduduki peringkat ke-63 dari 139 negara yang dilacak performanya dengan skor LPI sebesar 3,0. Jika dibandingkan dengan lima tahun lalu, peringkat Indonesia mengalami penurunan dari sebelumnya urutan ke-46 dengan skor LPI 3,15 pada 2018.

Berdasarkan data-data ini, seperti apa masa depan industri logistik Indonesia? Apa yang bisa dilakukan oleh generasi masa kini dan generasi mendatang untuk meningkatkan daya saing logistik di Indonesia agar bisa setara dengan Singapura?

Peran Logistik Digital di Indonesia
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Program Studi atau Jurusan E-Commerce Logistics Multimedia Nusantara Polytechnic (MNP) mengadakan Public Seminar bertajuk The Future of Digital Logistics and Career Development. Seminar yang bekerja sama dengan Supply Chain Logistic Center (SCLC) ini menyajikan gambaran masa depan logistik di Indonesia.
Seminar ini dipaparkan oleh VP Digital Logistics Platform Anteraja Subhan Novianda dan diikuti lebih dari 150 peserta. Menurutnya, ada banyak sekali peluang di tengah berbagai tantangan yang dihadapi industri logistik Indonesia.

Beberapa di antaranya adalah peluang karier, pengaplikasian logistik digital, hingga pasang surut perusahaan rintisan yang bermain di bidang logistik. Subhan memaparkan digitalisasi di bidang logistik merupakan hal yang paling signifikan membantu peningkatan kualitas logistik sebuah negara.
“Digital Logistics itu mengenai bagaimana penggunaan teknologi sebagai solusi digital untuk mengoptimasi dan mengelola seluruh proses dalam rantai pasok. Bisa dimulai dari pengaplikasian real-time tracking, lalu penggunaan tools untuk menganalisis beragam kemungkinan, otomasi seperti pemanfaatan Artificial Intelligence (AI), hingga pengaturan logistik menggunakan teknologi blockchain. Semua bisa dilakukan demi meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan memperkaya pengalaman pelanggan,” jelas Subhan dalam keterangan tertulis, Jumat (2/6/2023).

Subhan mengatakan dengan adanya digitalisasi, muncul beragam perusahaan rintisan yang bertindak sebagai pendukung industri logistik. Beberapa bahkan menjadi pemain utama yang patut diperhitungkan karena dengan cepat berkembang melalui penggunaan teknologi.

Namun sayangnya, dalam satu dekade terakhir begitu banyak startup di bidang logistic berguguran. Bisa jadi karena memang kalah bersaing atau diakuisisi oleh perusahaan yang lebih besar.

Masa Depan Karier di Industri Logistik
Meskipun begitu, Subhan menambahkan teknologi yang semakin canggih membuat masa depan dunia logistik sangat menjanjikan.
Teknologi seperti drone dan autonomous vehicle bisa merevolusi proses pengiriman.
Dampak negatif terhadap lingkungan pun dapat ditekan, sehingga perusahaan yang mengimplementasikan teknologi bisa mendapat tempat yang lebih baik di mata pelanggan. Pada akhirnya, perusahaan logistik digital akan membutuhkan lebih banyak posisi dalam pekerjaan.

“Pekerja di bidang logistik akan membutuhkan kemampuan yang lebih beragam agar mampu mengerjakan lebih banyak peran. Ada 10 kemampuan yang paling dibutuhkan pada 2025, beberapa di antaranya adalah analytical thinking & innovation hingga complex problem solving,” paparnya.
“Kemudian pekerja harus memiliki leadership & social influence yang tinggi, serta fasih dalam technology use, monitoring, & control. Kuncinya adalah adapt & adopt!” tambah Subhan.

Kesimpulannya, logistik digital harus dapat menembus batas-batas logistik tradisional. Bahkan, melebihi penggunaan teknologinya, industri logistik Indonesia harus bertransformasi untuk bisa menjadi model bisnis yang baru. Dengan begitu, akan ada lebih banyak perusahaan logistik digital di Indonesia yang membuka peluang pekerjaan sambil bersinergi dengan dunia pendidikan agar dapat memenuhi kebutuhan pekerjanya.

Sebagai informasi, jurusan E-Commerce Logistics MNP merupakan satu dari sedikit perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan khusus di bidang logistik digital. Mengingat perkembangan industri yang sangat pesat dan memiliki kebutuhan tenaga kerja terampil yang sangat tinggi, MNP diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang sesuai dengan profil pekerjaan bidang ini. Informasi lebih lanjut mengenai Jurusan E-Commerce Logistics MNP dapat dilihat

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *