Daftar Negara ASEAN Selamat dari Resesi 2023, Ada RI?

Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Pembangunan Asia (ADB) mencatat beberapa negara berkembang di Asia tetap melanjutkan pemulihan. Meskipun, berada di tengah ancaman stagflasi dan resesi yang menghantui dunia.

Dalam laporannya, yang dikutip Kamis (6/10/2022), ADB mengatakan sejumlah negara di Asia Tenggara diperkirakan akan mencetak pertumbuhan positif. Tak hanya tahun ini tapi juga tahun depan.

“Permintaan domestik yang kuat di Indonesia dan Filipina berkontribusi pada prospek pertumbuhan 5,1% yang lebih baik tahun ini untuk Asia Tenggara, meskipun prospek permintaan global yang lebih lemah telah menyebabkan penurunan dalam perkiraan untuk tahun depan,” tulis ADB.

Bacaan Lainnya

| Baca Juga : Digelar Bulan Depan, Begini Persiapan KTT G20 di Bali

Filipina

Filipina diproyeksi akan mencetak pertumbuhan. Di mana ekonomi akan tumbuh sebesar 6.3% pada 2023.

“Pemulihan ekonomi diperkirakan akan mendapatkan daya tarik tahun ini dan tahun depan, didukung oleh penguatan investasi dan konsumsi domestik,” kata ADB.

Indonesia

Ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5% pada tahun 2023. Ini terpangkas dari proyeksi sebelumnya 5,2%.

Hal itu sejalan dengan kondisi eksternal yang penuh ketidakpastian. Kondisi ini, menurut ADB, bisa mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

Kendati demikian, ada kabar baik. ADB menilai pemulihan ekonomi Indonesia masih sesuai dengan jalurnya.

| Baca Juga : Perusahaan besar Ikut Main di Industri Beras, Buwas: Mereka Merusak Harga

Kamboja

ADB mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk Kamboja pada 5,3% pada 2022. Namun, lembaga itu menurunkan perkiraan 2023 menjadi 6,2% dari 6,5% karena pertumbuhan global yang lebih lemah.

Kendati dipangkas, pertumbuhan ekonomi Kamboja tetap tinggi pada tahun depan. Ekonomi negara tersebut akan ditopang oleh kinerja manufaktur yang kuat, dari produksi garmen hingga alas kaki meskipun terjadi perlambatan ekonomi di Amerika Serikat.

Output industri diproyeksikan tumbuh 9,1% tahun ini, sebelum berkurang menjadi 8,6% pada tahun 2023. Itu karena permintaan eksternal yang lebih lemah.

Malaysia

Sama halnya dengan rekan negara lainnya di Asean. Malaysia mengalami penurunan proyeksi dari 5,4% menjadi 4,7% pada tahun depan.

Namun, jika dilihat secara wilayah, pertumbuhan ini lebih baik dari Singapura dan Brunei Darussalam yang masing-masing diramal tumbuh 3% dan 3,6% pada 2023. Pelambatan ekonomi global menjadi alasan dari pemangkasan ini.

Vietnam

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Vietnam akan tumbuh 6,7% pada tahun depan. Dalam rilis terbaru September ini, ADB mengungkapkan perekonomian Vietnam berkinerja cukup baik di tengah ketidakpastian ekonomi global.

“Rantai pasokan pangan global yang dipulihkan akan meningkatkan produksi pertanian tahun ini, tetapi biaya input yang tinggi masih akan menghambat pemulihan sektor pertanian,” tulis laporannya.

Lebih lanjut, melemahnya permintaan global telah memperlambat manufaktur Vietnam. Namun, prospek sektor ini tetap bullish mengingat investasi asing langsung yang kuat di sektor ini.

| Baca Juga : Jokowi Mau Setop Ekspor Tembaga, Ternyata Ini Pentingnya Buat RI

India hingga China

Di sisi lain, ADB juga memperkirakan India, Maladewa, Uzbekistan dan Georgia masih akan membukukan pertumbuhan di atas 5% pada tahun depan. Meskipun akan dipengaruhi inflasi tinggi, ekonomi India diperkirakan akan tumbuh 7,2% pada 2023.

Sementara itu, China yang menjadi ekonomi kedua terbesar di dunia diramalkan mencetak pertumbuhan rendah tahun depan. ADB mematok proyeksi pertumbuhan 4,5% untuk China pada 2023. Inflasi diproyeksikan meningkat tahun depan karena harga pangan yang lebih tinggi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *