Aduh! 2.000 Karyawan Terancam PHK Usai Elon Musk Caplok Twitter

Jakarta – Twitter yang sudah diambil alih Elon Musk berencana melepas seperempat karyawannya. Efisiensi ini dipercaya sebagai putaran pertama Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Twitter.
Laporan ini diumumkan oleh Washington Post pada Senin kemarin. Berdasarkan laporan itu, Pengacara kondang Alex Spiro yang juga kuasa hukum Elon Musk telah membahas rencana PHK itu.

Dikutip dari Reuters, Senin (1/11/2022) Twitter memiliki lebih dari 7.000 karyawan pada akhir 2021. Jika PHK benar terjadi, artinya sekitar 2.000 karyawan Twitter akan terdampak.

Meskipun, pada kesempatan lain Elon Musk telah membantah tuduhan soal rencana efisiensi Karyawan Twitter. Pihak Twitter belum mengeluarkan pernyataan soal ini.

Sebelumnya, Bos Tesla ini memecat petinggi Twitter termasuk CEO Parag Agrawal, Kepala Keuangan Ned Segal, dan Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde.

Langkah ini diambil setelah Elon Musk resmi menyelesaikan transaksi US$ 44 miliar atau Rp 686 triliun (kurs Rp 15.600). Transaksi panjang ini memakan waktu sekitar enam bulan.

Pria kelahiran Afrika Selatan ini juga menunjuk dirinya sendiri sebagai CEO Twitter. Hal ini terungkap lewat dokumen yang ia daftarkan kepada Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC). Konfirmasi ini merupakan bagian dari amandemen ke-13 dari dokumen yang pertama kali didaftarkan Musk pada 4 April 2022.

Dalam dokumen lainnya yang didaftarkan kepada SEC, Elon Musk juga mengungkap bahwa ia membubarkan dewan direksi Twitter dan menjadi direktur satu-satunya. Tapi tidak lama kemudian Musk mengatakan bahwa langkahnya membubarkan direksi Twitter hanya sementara.

Ia langsung membawa orang kepercayaannya seperti pengacara Alex Spiro dan pemodal ventura Jason Calacanis. Dengan posisi barunya ini, Musk akan menjadi salah satu orang paling sibuk di dunia. Selain Twitter, Musk juga memimpin empat perusahaan lainnya yaitu perusahaan mobil listrik Tesla, perusahaan roket SpaceX, startup implan otak Neuralink, dan perusahaan terowongan bawah tanah Boring Company.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *