“Ada sekelompok anggota parlemen bipartisan dari Australia yang sedang mengunjungi Taiwan. Mereka sudah ada di sini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, Joanne Ou kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (6/12/2022).
Juru bicara tersebut mengatakan bahwa delegasi Australia akan “membahas beragam masalah yang menjadi kepentingan bersama”, ujarnya tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
“Kami menghargai bahwa parlemen Australia sangat bersahabat dengan Taiwan,” kata Ou, menyebut hubungan Taipei dengan Canberra “kokoh, beragam, dan saling menguntungkan”.
Delegasi Australia itu berangkat pada Minggu (4/12) lalu untuk kunjungan selama lima hari ke Taiwan, menurut juru bicara salah satu anggota delegasi. Kunjungan ini mempertaruhkan kemarahan China saat hubungan Beijing-Canberra tampaknya mencair.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin (5/12) menyatakan menentang kunjungan itu. Kementerian menyerukan Australia untuk mematuhi “prinsip satu-China” dan “berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan ‘kemerdekaan Taiwan’.”
Diketahui bahwa Beijing mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang akan dipersatukan kembali suatu hari, bahkan dengan kekerasan jika perlu. Di bawah kepemimpinan Xi Jinping, Beijing menjadi lebih agresif terhadap pulau itu.
Sebelumnya, pemerintah China juga telah menanggapi dengan kemarahan atas kunjungan para politisi Barat dan melakukan latihan militer besar-besaran untuk memprotes kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan pada bulan Agustus lalu.
Menurut surat kabar Weekend Australian, para anggota parlemen Australia itu dijadwalkan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Menteri Luar Negeri Joseph Wu dan para pejabat senior lainnya. Menurut media tersebut, rencana perjalanan itu telah dirahasiakan untuk mencegah China melobi guna menentangnya.